Menetapkan Milestone, Memastikan Tujuan Jangka Panjang Tercapai
Jakarta (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. Suyitno, menggarisbawahi bahasan Renstra yang kurang efektif karena waktu yang terbatas. Banyak kegiatan hanya berlangsung sebagai formalitas tanpa dampak yang signifikan. Penting untuk mengatasi kendala ini agar Renstra tetap relevan dan memberikan hasil yang lebih maksimal.
“Penting menetapkan milestone untuk mencapai visi Indonesia di tahun 2045. Mengetahui masterplan dan langkah konkret yang harus diambil akan memastikan tujuan jangka panjang tercapai. Diskusi dengan para ahli dan pakar juga menjadi bagian dalam proses perencanaan ini,” ujar Kaban.
Kaban Suyitno menyampaikan hal tersebut pada diskusi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Agama Tahun 2023 yang berlangsung di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Lebih lanjut, Kaban mengatakan tahun 2045 penentunya Indonesia satu abad. “Kemenag dalam menerjemahkan itu maunya kemana ? Jika kita memiliki masterplan untuk tahun 2045, bagaimana langkah-langkah konkret untuk mencapainya?,” tanya Kaban.
Sebagai langkah awal, kata Kaban, kita harus menetapkan milestone dari 2025, agar kita memiliki gambaran yang jelas tentang arah yang harus diambil. Diskusi ini seharusnya terus berlanjut dengan melibatkan para ahli yang memiliki waktu yang cukup untuk mencapainya.
Pada kesempatan ini, Kaban juga menegaskan bahwa masa transisi menuntut penyesuaian dan evaluasi, khususnya dalam peran Kementerian Agama (Kemenag) dalam indeksasi. Penting untuk memastikan indeksasi terkait moderasi beragama, literasi, dan layanan KUA lebih baik dan menyeluruh.
Menurut Kaban, penting mengoptimalkan layanan KUA untuk semua agama, bukan hanya Islam. Instrumen dan layanan KUA telah diperbaiki dan diperluas untuk mencakup semua agama, dengan target 80% yang harus lebih ditingkatkan.
Diskusi ini, kata Kaban, menjadi momentum bagi perubahan dan perbaikan. “Semangat untuk mencapai tujuan bersama harus tetap menguat dan didukung oleh kolaborasi, evaluasi terus-menerus, dan komunikasi yang tepat. Dengan semangat ini, Indonesia diharapkan dapat mencapai visi ke depan untuk kesejahteraan bersama,” pungkas Kaban (Rifqi/bas/Barjah)