Moderasi adalah Proses, Toleransi adalah Hasilnya

2 Mar 2022
Moderasi adalah Proses, Toleransi adalah Hasilnya
Sekretaris Badan Litbang dan Diklat, Muharam Marzuki Menyampaikan Materi Moderasi Beragama dalam Pembangunan Nasional melalui Zoom Meeting.

Jakarta (Balitbang Diklat)---Toleran adalah hasil yang diakibatkan oleh sikap moderat dalam beragama. Moderasi adalah proses, toleransi adalah hasilnya.

Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Muharam Marzuki menyampaikan hal tersebut saat pemaparan materi Moderasi Beragama dalam Pembangunan Nasional Pelatihan Metodologi Pembelajaran Angkatan II melalui zoom meeting, Sabtu (26/2/2022).

Lebih lanjut, Sesban berpesan kepada para peserta untuk berkomitmen dalam menjalankan moderasi beragama untuk menjaga keseimbangan yang paripurna, di mana setiap warga masyarakat yang berbeda suku, etnis, budaya, agama, dan pilihan politiknya harus mau saling mendengarkan satu sama lain serta saling belajar melatih kemampuan mengelola dan mengatasi perbedaan.

Pelatihan yang diikuti tiga puluh orang peserta dari Gorontalo, Maluku Utara, Papua Barat, Sulawesi tenggara, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Timur bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam metodologi pembelajaran yang dipergunakan.

Salah seorang peserta pelatihan adalah Grace Sylvia Baud, guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Halmahera Barat Maluku Utara yang mengajar sejak 25 Februari 2021. Setamat kuliah, Grace mengamalkan ilmu menjadi guru Kimia di SMA Kristen Tobelo Halmahera Utara pada Tahun 2016-2018, Guru Kimia SMAN 1 Halmahera Utara Tahun 2016-2020, Guru Kimia di MAN Insan Cendikia Halmahera Barat.

Ditanya tentang moderasi beragama dan toleransi di tempat tugasnya, Grace menyampaikan bahwa moderasi beragama dan toleransi berjalan sangat baik, tanpa memandang perbedaan keyakinan, latar belakang, suku dan sebagainya. “Saya merasa memiliki saudara dan keluarga yang baru di tempat tugas,” ujar alumni S1 Kimia di Universitas Sam Ratulangi Manado, Selasa (2/3/2022)

“Kami sebagai guru bekerja bersama-sama dalam satu visi dan misi demi mendidik anak-anak MIN menjadi insan yang berakhlak mulia dan cerdas,” tegas Grace.

Grace berharap setiap anak akan tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki jiwa yang mulia, membawa perdamaian dan keadilan tanpa memandang perbedaan keyakinan, suku, latar belakang terlepas dari segala batasan yang mengakibatkan perpecahan karena saling curiga antar satu sama lain sehingga kelaj ketika dewasa mampu berbaur dengan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk.

Bagi Grace, selama mengajar di MIN sangat menantang dan menyenangkan karena harus mampu mengimbangi tuntunan zaman (model pembelajaran) dan kemampuan siswa namun tetap menanamkan nilai-nilai akhlak yang mulia.

Grace berpesan untuk peserta didik, khusunya di MIN 1 Halbar bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk selalu berbuat baik dan menghargai orang lain. “Tanamkan nilai-nilai luhur pancasila dan jangan pernah lupa semboyan Bhineka Tunggal Ika,” berbeda-beda tetapi satu jua, pesannya. []

NR/diad

Penulis: Nasrulloh
Editor: Dewindah
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI