Moderasi Beragama Sesederhana Menjaga Keharmonian dengan Menyemai Toleransi

17 Mar 2023
Moderasi Beragama Sesederhana Menjaga Keharmonian dengan Menyemai Toleransi

Banjarmasin (Balitbang Diklat)---Kepala Balitbang Diklat Suyitno mengajak untuk menjaga keharmonian dengan menyemai toleransi di lingkungan sekitar. Jadi sebenernya Moderasi Beragama sesederhana itu, bagaimana Moderasi Beragama terbangun dari beragama yang toleran.

“Yakinilah agama Anda seyakin-yakinnya, biarkan saudara kita juga meyakini agama mereka seyakin-yakinnya, dan kita bisa saling menghargai,” ujar Kaban Suyitno saat menyampaikan materi pada Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama bagi Guru yang diselenggarakan BDK Banjarmasin, Jumat (17/3/2023).

Beragama di Indonesia ini pada umumnya bersifat genetik atau keturunan. Maknanya adalah siapa pun berpotensi mempunyai agama sesuai tempat manusia dilahirkan.

“Orang Indonesia itu unik, beragama secara naturalistik atau lebih tepatnya beragama yang sifatnya genetik. Beragama dengan basis keturunan,” kata pria kelahiran Tulungagung ini.

Menurutnya, karena faktor utama beragama di Indonesia adalah keturunan, maka beragama di Indonesia ini bukan beragama ‘fanatik’, tapi agama yang basisnya genetik.

“Saya harus mengatakan bahwa agama kita ini agama yang kebetulan. Maksudnya adalah seperti yang saya katakan bahwa ayah saya seorang muslim, ibu saya seorang muslim, kakek dan nenek saya seorang muslim. Jadilah saya muslim,” katanya.

Selain faktor genetik, manusia juga dilahirkan tanpa bisa memilih suku. “Karena suku bukan pilihan kita, itu ketentuan yang tiba-tiba kita dilahirkan Tuhan itu menjadi suku yang berbeda-beda. Berarti bahasa agamanya itu merupakan takdir. This is not optional but this is given,” tuturnya.

Karena hal tersebut merupakan sebuah ketentuan, maka siapa pun yang melawan ketentuan Tuhan itu sama saja dengan melawan takdir Tuhan. “Hal yang harus kita lakukan dengan ketentuan ini adalah dengan mensyukurinya,” ungkapnya.

Terakhir, Kaban mengimbau jika terdapat oknum-oknum tertentu yang mencoba mengadu domba, oknum tersebut harus sama-sama diberantas dengan menjadikannya common enemy atau musuh bersama.

(Bunga/diad)

Penulis: Bunga Monika
Editor: Dewi Indah Ayu
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI