NPASN, Ujung Tombak yang Mendukung Prestasi Balitbang Diklat

17 Feb 2023
NPASN, Ujung Tombak yang Mendukung Prestasi Balitbang Diklat
Kepala Badan Litbang dan Diklat memberikan arahan pada kegiatan Peningkatan Kualitas Layanan Umum dan Rumah Tangga di Mataram, Kamis (16/2/2023). (Foto: Filman Ghaida)

Mataram (Balitbang Diklat)---Jangan pernah menganggap Non Pegawai Aparatur Sipil Negara (NPASN) tidak penting, karena setiap orang memiliki peran dalam mewujudkan kinerja dan prestasi Balitbang Diklat. Ibarat sebuah organ, semua saling mendukung agar dapat berjalan dengan baik.

“NPASN disebut sebagai ujung tombak, artinya paling banyak kerjanya. Alhamdulillah, capaian kinerja Balitbang Diklat 2022 mendapat peringkat terbaik, ini berkat kerja keras semua, termasuk NPASN,” kata Kepala Badan (Kaban) Balitbang Diklat Prof. Suyitno dalam arahannya pada Peningkatan Kualitas Layanan Umum dan Rumah Tangga di Mataram, Kamis (16/2/2023).

Menurut Kaban, prestasi yang diraih Balitbang Diklat, salah satunya adalah berkat kerja keras NPASN. Karena mayoritas yang menopang kinerja PNS adalah NPASN.

Oleh karen itu, Kaban mengimbau agar NPASN tidak pesimis terhadap status atau pekerjaan yang diterima. Ia menjelaskan dalam kehidupan ini ada dua hal yang diterima, yakni ujroh (upah) dan ajrun (pahala).

“Secara teori semakin sedikit ujrohnya, semakin banyak ajrunnya. Insyaallah teman-teman NPASN ini mempunyai pahala yang besar, jadi jangan pesimis,” ujarnya.

Kaban mengatakan adanya keseriusan pemerintah untuk merekrut NPASN yang terlihat dari komitmen Kementerian PANRB. “Ke depan, pegawai pemerintah hanya ada dua jenis ASN, yakni PNS dan P3K. Ini salah satu bentuk kesungguhan pemerintah untuk menjalan reformasi birokrasi,” ungkapnya.

“Sebab itu, seluruh NPASN Balitbang Diklat diberikan pelatihan dan coaching untuk pelaksanaan tes nanti,” lanjutnya.

Menurut Kaban, daripada merekrut orang baru yang belum tahu kualitasnya, lebih baik mempekerjakan yang sudah ada. Hanya saja semuanya harus melalui mekanisme tes.

“Jadilah orang yang maksimalis, jangan minimalis. Maka upaya-upaya perekrutan harus dilakukan sebaik mungkin. Artinya, kita harus melakukan kerja dengan milestone yang from good, to better, and the best,” tuturnya.

Transformasi kelembagaan, lanjut Kaban, menuntut kita untuk berpikir cepat dalam merespon perubahan. Proses ini membutuhkan orang-orang yang berkinerja baik.

“Kita membutuhkan talent yang bagus, yakni orang-orang yang memiliki  perspektif baik dan berpikir progresif. Business as usual perlu kita tinggalkan. Sudah tidak zaman kerja biasa-biasa saja,” ungkapnya.

Kaban juga mengingatkan agar tidak mudah puas dengan kinerja yang sudah dicapai.” Kita ke depan harus lebih baik lagi,” tandasnya.

Diad/Sr

Penulis: Dewi Indah Ayu
Editor: Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI