penggunaan e-learning

27 Jun 2011
penggunaan e-learning

Oleh Baharuddin*

Abstract
One of the paradigms of training developement in Research and Development and Training Agency for the Ministry of Religious Affairs is to develop Distance Education and Training (DET). DET Benefits in addition to expanding education and training targets, accelerate training cycle, and enriches the knowledge of employees, as well as enhance the ability of participants in the field of ICT. Use of ICT in the world Training reduce the limitations of distance and time between training providers, tutors and trainees. Internet as a medium of instruction can make a unique characteristic, namely a) as a medium of interpersonal and time; b) is interactive; c) allows for synchronous communication and ansinchronous. This characteristic allows the trainees to communicate with sources of knowledge more broadly than just using conventional media. 

Keyword : e-learnig, training, distance learning

A.    Pendahuluan

Dewasa ini sering didengungkan istilah e-learnig, baik melalui media cetak maupun elektronik. e-learnig (elektronik learning) merupakan suatu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi secara sistematis dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran. Bebeda dengan pembelajaran konvensional yang interaksinya dilakukan dalam bentuk tatap muka, sistem e-learning  memanfaatkan media antar muka berbasis web yang digunakan selama proses pembelajaran.
Perkembangan teknologi selalu mempunyai peran yang sangat tinggi dan ikut memberikan arah perkembangan dunia pendidikan. Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi informasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu, seperti buku yang dicetak hingga telekomunikasi, seperti suara yang direkam pada kaset, video, televisi, dan CD.
Menurut Kepala Pusat Diklat Pegawai Pusdiklat Depkominfo Ir. Isa Anshary, M.Sc bahwa ada beberapa keuntungan pembelajaran berbasis web, 1) fleksibel waktu dan tempat, 2) peningkatan interaksi, 3) jangkauan belajar yang lebih luas, 4) terjadi kemandirian belajar, dan 5) efesiensi biaya. Oleh karena itulah saat ini dunia maya (web) sangat digemari oleh segenap lapisan generasi, baik muda maupun tua. Mulai dari kegiatan kantoran, sekolah, perguruan tinggi, dunia usaha sampai rumah tangga semuanya sudah menggunakan web sebagai sumber belajar dan informasi.
Dunia internet saat ini menunjukkan perkembangan yang pesat bagi dunia pendidikan. Layanan online dalam pendidikan memberikan pelayanan bagi pengguna (pembelajar) dengan menggunakan media internet sebagai media. Banyak lembaga pemerintah yang menyelenggarakan e-learning, sebut saja Pustekkom Kementerian Pendidikan dengan program Edukasi.net, TVe, dan PJJ (Pendidikan Jarak Jauh) yang sangat terkenal dalam bidang pengembangan dan inovasi pendidikan di bidang teknologi dan informasi. Kita juga mengenal BSE (buku Sekolah elektronik) yang sangat membantu siswa dalam belajar. 
Begitu juga Pusdiklat Kementerian Kominfo menyelenggarakan progrm ”e-learning Pusdiklat Kementerian Kominfo”.   Tujuannya adalah untuk meningkatkan akses pengetahuan seluas-luasnya kepada aparatur dan masyarakat, sehingga terjadi kemanpuan serta penguasaan TIK bagi pegawai dan masyarakat pada umumnya. 
Banyak perguruan tinggi di Indonesia juga telah mengembangkan e-learning sebagai salah satu sumber belajar bagi mahasiswa. Sebagai contoh Universitas Indonesia (UI) telah mengembangkan e-learning yang dikenal dengan CML (Computer Mediated Learning). Dengan CML mahasiswa dapat melihat seluruh aktivitas perkuliahan. Mulai dari jadwal, bahan kuliah, nilai UAS/UTS, beriteraksi dengan dosen lewat CML,  mengumpulkan tugas dan sebagainya.
Lembaga swasta terutama dunia bisnis telah menggunakan internet sebagai media informasi dan komunikasi untuk memasarkan produk-produknya, seperti penjualan tiket transportasi (pesawat, kereta api, kapal laut dll). Penjualan dan pembelian produk, transaksi perbankan, dan transaksi-transaksi lainnya.   
Lalu bagaimana dengan lembaga kita khususnya Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan Badan Litbang dan Diklat. Apakah juga ikut terjun kedunia internet dalam menjalankan aktivitas diklat? Bagaimana e-learning  yang dilakukan? 
DJJ merupakan salah satu sistem di dalam kegiatan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Diklat jarak jauh diselenggarakan untuk mempercepat siklus diklat. Perggunaan TIK dalam dunia kedilatan mengurangi keterbatasan jarak dan waktu antara penyelenggara diklat, tutor dan peserta diklat. Dengan diklat jarak jauh penyelenggara, tutor dan peserta bisa saling berinteraksi kapanpun dan di manapun. Dengan sistem ini, peserta dapat mengikuti diklat tanpa harus meninggalkan tugas.
Mengapa konsep DJJ dilakukan sebagai salah satu bentuk kediklatan? Bagaimana mekanisme DJJ bisa dilakukan? Lalu apa manfaat DJJ? Dalam rangka itulah penulis mencoba memaparkan tentang e-learnig Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan yang dikenal dengan  Diklat Jarak Jauh (DJJ)

B.    Dasar Penyelenggaraan DJJ

Pada tahun 2008 Badan Litbang dan Diklat mengembangkan 5 (lima) Paradigma Baru  Kediklatan yang sifatnya meningkatkan intensitas, mengembangkan model kediklatan, memperluas mitra kerja, dan memperluas sasaran diklat. Kelima paradigma baru itu adalah : 
1.    Melanjutkan Penyelenggaraan Diklat Reguler dengan meningkatkan sasaran dan mutu diklat.
2.    Memperbanyak dan Mengembankan Diklat di Tempat Kerja (DDTK)
3.    Mengembangakan Diklat Jarak Jauh (DJJ)
4.    Bekerjasama dengan unit kerja terkait dalam pemberdayaan KKG, MGMP, KKM, Madarasah Induk/Model, Pokjawas, dan kelompok jabatan fungsional lainnya dalam penyelenggaraaan diklat.
5.    Mengembangkan kerjasama dengan LPMP, P4TK, Pustekkom, LAN Dep Keuangan, BPKP, dan lain-lain dalam penyelenggaraan diklat.
Salah satu dari kelima paradigma kediklatan adalah “Pengembangan Diklat Jarak jauh” (DJJ). Dasar penyelengaaraan DJJ ini adalah tertuang dalam surat keputusan Kepala Badan Nomor BD/53/2008 Tentang pedoman penyelenggaraaan djj diklat teknis keagamaan. Lalu pada tanggal 16 Pebruari 2009 bertempat di gedung Pusdiklat Pegawai Departemen Agama Jl. Ir. Juanda No.37 Ciputat, Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan melakukan Soft Launching (peluncuran) DJJ yang dilakukan oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama bapak Prof. Dr. H.M. Atho Mudzhar. 
Sejak saat itulah secara resmi DJJ dilakukan oleh Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan yang operasionalnya diselenggarakan dengan seluruh Balai Diklat Keagamaan (BDK) yang tersebar di 12 BDK seluruh Indonesia.

C.    Konsep dan Pengertian DJJ

Agar pelakasanaan diklat jarak jauh dapat berjalan sesuai dengan harapan banyak pihak, maka salah satu upaya yang harus disiapkan adalah membuat desain dan pengembangan produk sistem. Proses pengembangan instruksional untuk pendidikan jarak jauh terdiri dari tahap perencanaan, pengembangan, evaluasi, dan revisi. Tentu saja dalam mendesain instruksi DJJ yang efektif, tidak hanya tujuan, kebutuhan, karakteristik widyaiswara yang harus diperhatikan, melainkan juga kebutuhan isi dan hambatan teknis yang mungkin terjadi. 

1.    Pengertian
DJJ merupakan bagian dari sistem pembelajaran. Diklat jarak jauh adalah pertemuan antara tutor dan peserta diklat secara online internet. Di dalam diklat jarak jauh dilakukan berbagai kegiatan selayaknya pertemuan di kelas, baik untuk pengayaan materi diklat, diskusi/forum, tanya jawab antara peserta dengan tutor, penjelasan pada materi sulit atau yang belum dipahami oleh peserta, strategi pembelajaran, tata cara mengikuti tes/ujian, serta pemberian pengayaan.
Diklat jarak jauh adalah pembelajaran melalui website dengan online internet. Hal ini diperlukan untuk mengatasi masalah keterbatasan waktu pertemuan antara tutor dan peserta, baik karena kesibukan peserta ataupun tutor. Aktivitas pada diklat jarak jauh dilakukan secara terjadwal, di mana peserta dapat bertanya secara langsung tentang berbagai hal kepada tutor atau kepada peserta lain melalui feature chatting atau forum. Pada kegiatan diklat jarak jauh, tutor tidak mengajar sebagaimana kegiatan belajar mengajar di kelas regular pada umumnya. Tutor akan menyediakan materi diklat, modul diklat, presentasi diklat, soal-soal latihan dan soal-soal ujian sesuai dengan mata diklat yang diselenggarakan. Peserta dapat mengatur sendiri aktivtas belajarnya

2.    Manfaat
Manfaat dari Diklat Jarak Jauh antaralain:
a.    mengatasi masalah keterbatasan waktu pertemuan antara tutor dan peserta,
b.    tutor dapat meng-upload materi kapan saja dan di mana saja,
c.    tutor dapat meng-upload soal-soal latihan kapan sana dan di mana saja,
d.    tutor dapat melihat semua aktivitas peserta diklatnya kapan saja dan di mana saja,
e.    tutor dapat memberikan bimbingan ke peserta diklat secara langsung dengan fasilitas chatting atau forum,
f.    peserta diklat dapat mendaftar diklat kapan saja dan di mana saja,
g.    peserta diklat dapat men-download materi diklat kapan saja dan di mana saja,
h.    peserta diklat dapat berkonsultasi dengan tutor secara langsung dengan fasilitas chatting atau forum,
i.    peserta dapat mengerjakan soal-soal latihan kapan saja dan di mana saja,
j.    peserta dapat mengerjakan soal-soal ujian di mana sana dan kapan saja,
k.    dengan mengikuti diklat online secara tidak langsung, peserta diklat dapat meningkatkan kemempuannya dalam bidang TIK.

3.    Prosedur

Prosedur diklat jarak jauh adalah sebagai berikut:
a.    Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan menyiapkan infrastruktur sistem diklat jarak jauh
b.    Balai Diklat Keagamaan (BDK) memberikan kesempatan kepada calon peserta di unit kerja masing-masing untuk mengikuti kelas DJJ.
c.    Calon peserta melakukan registrasi via email ke BDK
d.    BDK akan memanggil calon peserta untuk mendapatkan penjelasan DJJ
e.    Daftar peserta DJJ dikirim ke Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan agar mendapatkan account untuk akses ke http://djj.pusdiklatteknis. depag.go.id
f.    Peserta mengikuti Diklat Jarak Jauh  pada http://djj.pusdiklatteknis.depag. go.id/

D.    Mekanisme Penyelenggaraan DJJ

Kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pembelajaran dimulai adalah:

1.    Persiapan
a.    Penyiapan bahan ajar
1)    Pengelola tingkat pusat menyediakan bahan ajar utama (modul) sedangkan bahan ajar penunjang (bahan presentasi, latihan/kuis, dll) disediakan oleh pengelola tingkat balai
2)    Pengelola mengirimkan master bahan ajar cetak (modul) ke pengelola tingkat balai untuk digandakan minimal sejumlah peserta diklat
3)    Pengelola tingkat balai menggandakan bahan ajar modul sesuai dengan kebutuhan
b. Penyiapan sarana belajar
1)    Memelihara sistem jaringan dan aplikasi DJJ online merupakan tugas dari pengelola pusat, untuk itu dibutuhkan server    
2)    Pengadaan sarana dan prasarana untuk kegiatan tutorial diserahkan kepada pengelola tingkat balai
3)    Penyiapan fasilitas pendukung seperti akses internet, TV, V/DVD Player, parabola, komputer disediakan oleh pengelola tingkat balai
4)    Sistem jaringan, aplikasi DJJ online, updating konten utama DJJ.

2.    Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan DJJ sebagai berikut: (a) Orientasi Peserta; Orientasi bertujuan untuk memperkenalkan dan mempersiapkan peserta mengenai sistem pembelajaran DJJ yang mengutamakan belajar mandiri. Materi Orientasi meliputi antara lain memperkenalkan bahan ajar, cara belajar, tempat belajar, dan sistem evaluasi. Kegiatan orientasi dilakukan oleh Pengelola Tingkat Balai sebelum kegiatan dimulai. (b) Kegiatan Pembelajaran; DJJ  yang dilaksanakan sesuai dengan mata diklat yang diajukan oleh masing-­masing BDK. Agar dapat melakukan kegiatan DJJ, maka setiap peserta diberikan username dan password. Username dan password ini diberikan sesuai dengan kuota pembimbing dan peserta setiap tahunnya. 
Adapun kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan strategi sebagai berikut:

Belajar Mandiri secara Individual (BMI)
Belajar mendiri adalah proses belajar yang terjadi atas prakarsa sendiri. Dalam BMI, peserta DJJ secara mandiri mempelajari modul dan bahan ajar lain yang diberikan, mengerjakan dan mengumpulkan tugas, mengerjakan latihan, mengikuti forum diskusi dan lain-lain di tempat dan waktu yang sesuai dengan kondisi peserta diklat bersangkutan. Bahan belajar utama adalah modul dilengkapi dengan bahan belajar penunjang berupa diktat, slide presentasi, atau link literatur dari alamat internet tertentu. Bahan belajar tersebut, berikut tugas dan latihan dapat diperoleh dan atau dilakukan melalui website e-learning resmi DJJ yaitu http: //www.djj.pusdiklatteknis.depag. go.id Disamping itu, peserta diklat juga ditunjang dengan bahan belajar mandiri lain yang bersifat offline seperti VCD pembelajaran, CD-ROM (Multimedia Pembelajaran), audio pembelajaran, modul cetak dan lain-lain. BMI wajib dilakukan oleh peserta DJJ minimal 2 jam/hari.

Belajar Mandiri secara Kelompok (BMK)
Sama dengan BMI, dalam BMK peserta diklat secara kelompok mempelajari modul dan bahan ajar lain yang diberikan, mengerjakan tugas, latihan dan lain-lain di tempat dan waktu yang sesuai dengan kondisi peserta diklat bersangkutan. Lokasi belajar kelompok dapat dilakukan di BDK, MA, atau lokasi-lokasi KKG/MGMP tertentu. Bahan belajar utama adalah modul dilengkapi dengan bahan belajar penunjang berupa diktat, slide presentasi, atau link literatur ke alamat internet tertentu. Bahan belajar tersebut, berikut tugas dan latihan dapat diperoleh dan atau dilakukan melalui website e-learning resmi DJJ yaitu http: //www.djj.pusdiklatteknis.depag.go.id. Selain itu, peserta diklat ditunjang dengan bahan belajar mandiri lain yang bersifat offline seperti VCD pembelajaran, CD-ROM (Multimedia Pembelajaran), audio pembelajaran, modul cetak dan lain-lain. BMK wajib dilakukan oleh kelompok belajar minimal 2 jam/minggu.

Tutorial Tatap Muka (TTM)
Tutorial adalah bantuan dan bimbingan belajar yang diberikan oleh tutor untuk membantu peserta mengatasi kesulitan belajar ketika belajar mandiri baik individual maupun kelompok. Secara berkala, minimal 4 jam/bulan widyaiswara memberikan tutorial tatap muka di suatu tempat dan waktu tertentu (seperti Balai Diklat, MA, atau tempat-tempat MGMP) yang telah ditentukan oleh pengelola. Peserta wajib mengikuti tutorial tatap muka ini dengan tingkat kehadiran minimal 80%. Tutorial tatap muka lebih menekankan pada pemecahan masalah (problem solving) dan studi kasus (case study) mengenai materi-materi tertentu yang sebagian besar peserta mengalami kesulitan. Tutorial tatap muka juga dapat dilakukan untuk demonstrasi atau praktek untuk materi yang bersifat psikomotorik dan afektif.


Tutorial via TV (TTV)
TTV adalah tutorial jarak jauh yang dilakukan secara berkala minimal 2 jam/bulan/jenis diklat. TTV dilakukan melalui siaran Channel 2 Televisi Edukasi (TVE). Peserta DJJ mengikuti TTV secara berkala sesuai jadwal dan lokasi yang ditentukan pengelola DJJ (misal di Balai Diklat, MA atau lokasi tertentu yang terdekat dengan peserta bersangkutan). TTV bersifat interaktif, dimana peserta DJJ dapat melakukan diskusi via telepon, sms dan chatting.

Tutorial Elektronik Online via Web (TEOW)
TEOW adalah tutorial elektronik yang dapat dilakukan secara sinkronous maupun asinkronous via website e-learning resmi DJJ (http: //www.djj.pusdiklatteknis.depag.go.id) TEOW sinkronous adalah tutorial yang dilakukan secara saat bersamaan (real time) dengan umpan balik langsung (saat itu juga) antara peserta DJJ dengan widyaiswara melalui chatting atau konferensi Komputer (web-conference). TEOW asinkronous adalah tutorial yang dilakukan dalam waktu yang tidak bersamaan dengan umpan balik yang tertunda antara widyaiswara dengan peserta DJJ. TEOW asinkronous bisa dilakukan dengan cara forum diskusi, e-mail, dan milis. TEOW wajib dilakukan minimal 1 kali!minggu.

f. Latihan/Kuis
Setiap akhir topik, kegiatan belajar dalam setiap jenis diklat dilengkapi dengan latihan kuis online. Peserta DJJ diwajibkan mengerjakan latihan kuis tersebut setelah yang bersangkutan selesai atau merasa telah menguasai materi minimal sekali dalam seminggu. Sistem aplikasi e-learning (http: //www.djj.pusdiklatteknis.depag.go.id) akan mencatat atau merekam skor setiap peserta DJJ secara otomatis.

g. Tugas Individual
Sama seperti latihan/kuis, setiap akhir topik/kegiatan belajar dalam setiap jenis diklat dilengkapi dengan tugas individu. Peserta DJJ diwajibkan mengerjakan dan mengumpulkan tugas tersebut secara online. Sistem aplikasi e-learning (http: //www.djj.pusdiklatteknis. depag.go.id) akan mencatat atau merekam secara otomatis setiap tugas yang dikirimkan berikut umpan balik atau skor nilai dari tugas tersebut yang diberikan oleh widyaiswara.

h. Tugas kelompok
Sama seperti tugas individual, setiap akhir topik tertentu atau setiap akhir kegiatan diklat widyaiswara memberikan tugas kelompok berupa suatu proyek atau tugas akhir tertentu secara online. Peserta secara kelompok diwajibkan mengerjakan tugas tersebut secara online pula. Sistem aplikasi e-learning (http: //www.djj.pusdiklatteknis.depag.go.id) akan mencatat atau merekam secara otomatis setiap tugas yang dikirimkan berikut umpan balik atau skor nilai dari tugas tersebut yang diberikan oleh widyaiswara.

i. Ujian Akhir
Setiap selesai mengikuti satu diklat atau peserta DJJ telah memenuhi persyaratan lulus semua latihan/kuis online, tugas individu dan tugas kelompok, maka peserta DJJ diperbolehkan untuk mengikuti ujian. Ujian dilakukan dalam dua cara, yaitu ujian online dan ujian offline seperti diagram berikut:

Diagram : tes online dan offline
Tes online



Modul/Materi
90%
tdk


Ya                                 Tdk 
Adm Kepeg
Tes offline
Curang?

Ya 

Kasus,analisis
75%
tdk     

Ya  
Lulus/
Sertifikat




3.    Pelaksanaan evaluasi
Bentuk dan jenis evaluasi yang harus dikerjakan oleh peserta:
a. Latihan/Kuis
1)    Setiap peserta wajib mengerjakan latihan/kuis, 
2)    Nilai latihan/kuis harus harus tercatat/terekam pada widyaiswara, 
3)    Latihan/kuis dilakukan setelah menyelesaikan setiap modul, 
4)    Nilai latihan/kuis dijadikan sebagai salah satu kriteria penentuan kelulusan

b. Tugas Mandiri
1)    Tugas mandiri berfungsi untuk memacu proses belajar peserta secara mandiri, 
2)    Tugas mandiri diberikan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu jenjang dan dinilai oleh tutor, 
3)    Nilai tugas mandiri diperhitungkan untuk menentukan kelulusan.

c. Tugas Kelompok
1)    Tugas yang dikerjakan secara kelompok berupa suatu proyek atau tugas akhir tertentu secara online, 
2)    Tugas kelompok diberikan satu kali setiap jenis/jenjang diklat yang diikuti, 
3)    Nilai tugas kelompok juga diperhitungkan untuk menentukan kelulusan

d. Ujian Akhir
Setiap akhir jenjang diklat dilakukan ujian akhir program secara ofline yang berfungsi untuk menentukan kelulusan peserta.

1). Kelulusan
Peserta dinyatakan lulus apabila mencapai nilai akhir minimal 66 dalam rentang nilai antara 0 – 100, dan berhak mengikuti jenis/jenjang diklat berikutnya
Nilai kelulusan diperoleh dari hasil kumulatif dari rata-rata nilai ujian Akhir, Tes Akhir Modul, nilai rata-rata latihan/kuis, nilai rata-rata tugas mandiri,dan nilai tugas kelompok, dan aktivitas pemanfaatan IT.
Keterangan:
TM = Tugas Mandiri        = 5%
TK = Tugas Kelompok    = 5%
LT/KS = Latihan/Ku is    = 15%
Tes Akhir Modul (online)    = 20%
UA = Ujian Akhir (offline)    = 40%
Aktivitas pemanfaatan IT:    = 15%
·    Login
·    Download
·    Chatting di forum
·    Upload tugas
·    Email

E.    Pembelajaran Lewat Internet 

Pemanfaatan internet dalam dunia pengajaran akan membantu dunia pengajaran meningkatkan kuantitas peserta didik. Akan semakin banyak peserta didik yang dapat direngkuh melalui internet. Selain peningkatan kuantitas, hal yang sama pun berlaku pada pada sisi kualitas. Seperti disinggung diatas, peningkatan kuantitas peserta didik dapat mendegradasi kualitas pengajaran yang diperolehnya. Pengadaan teknologi internet, dapat menjadi salah satu antisipator terhadap kemungkinan tersebut.
Menurut Wahyu Purnomo (2008) bahwa Pembelajaran jarak jauh (distance learning) melalui internet harus tetap melibatkan empati para pengajar sehingga terjadi hubungan erat antara pengajar dan peserta diklat. Tanpa empati, pengajaran dalam arti sesungguhnya tidak terjadi dan yang berlangsung hanyalah proses transfer informasi. Untuk itu, institusi yang mengadakan distance learning harus memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut: 1) pusat kegiatan peserta diklat, 2) Interaksi dalam group, 3) Sistem administrasi peserta diklat, 4) Evaluasi materi, 5) Perpustakaan digital, dan 5) Materi online pendukung lainnya.
Sebagai community web distance learning maka ia harus bisa menjadi sarana bagi pusat kegiatan peserta diklat, diantaranya menambah kemampuan, membaca materi diklat, mencari informasi, dan sebagainya. Untuk itu, Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan telah merancang website DJJ yang menarik, sehingga dapat menampung semua kebutuhan peserta diklat. Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan juga  membuka diri kepada para peserta diklat sehingga penjaringan ide bagi pengembangan aplikasi yang ada bisa berjalan lebih cepat.
Para peserta diklat harus bisa saling berinteraksi satu sama lain walaupun tidak berada pada satu tempat/ruangan yang sama. Mereka bisa saling berdiskusi tentang materi yang diberikan oleh para tutor. Tutor bisa hadir dalam diskusi ini dengan memberikan ulasan awal sebelum diskusi dimulai. Oleh karena itu, Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan benar-benar serius dalam pola DJJ (distance learning) telah mempersiapkan aplikasi LMS (Learning management System) yang bisa menjalin interaksi antara semua komponen yang terlibat dalam pembelajaran.
Unsur pengadministrasian tidak boleh diabaikan. Karena dalam distance learning peserta diklat tidak hadir secara fisik pada lembaga yang ada, maka format administrasi yang perlu dibangun akan lebih komplek bila dibandingkan pola pembelajaran konvensial. Dengan LMS juga dikembangkan aplikasi yang memungkinkan peserta diklat  mengetahui statusnya (prestasi), progres report yang telah ditempuh, jumlah mata diklat yang akan diikuti, cara pendaftaran sebagai peserta dan sebagainya. 
Evaluasi sangat perlu dilakukan agar peserta diklat maupun lembaga pembelajaran bisa mengetahui sejauh mana efektifitas pengajaran yang dilakukan. Evaluasi ini juga membantu peserta diklat dalam mengetahui tingkat pemahaman materi yang disajikan.
Dalam distance learning, perpustakaan digital merupakan hal yang wajib. Tanpa adanya perpustakaan digital maka peserta diklat akan mengalami kesulitan dalam mencari literatur yang dibutuhkan dalam proses pengajaran. Ketidakhadiran perpustakaan digital akan sangat menurunkan kualitas pengajaran yang ada, karena peserta diklat tidak mampu hadir secara fisik untuk memperoleh sumber informasi pengajaran yang dimiliki perpustakaan digital. Yang disiapkan tidak hanya berupa modul dengan jumlah cukup fantastik sekitar 600 modul dan telah terupload, tetapi ada juga literasi berbentuk video, dan image.
Selain perpustakaan digital yang menyajikan sumber ilmu yang dimiliki oleh Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan, peserta diklat juga diberi link ke sumber informasi lainnya. Situs-situs pendukung yang sekiranya mampu meningkatkan pemahaman peserta diklat terhadap materi yang ada perlu disajikan dalam aplikasi DJJ. Peserta  diklat juga diberikan kesempatan untuk bisa mengisikan link pada aplikasi DJJ, sehingga peserta diklat lain bisa memperoleh manfaat yang lebih progresif. Dengan keterlibatan peserta diklat, diharapkan tumbuh loyalitas untuk saling berbagi informasi sehingga bisa membantu peserta diklat lain dalam memperoleh manfaat dari DJJ ini.

F.    Kesimpulan
Dari beberapa uraian di atas di sini penulis menarik simpulan antara lain: 
1.    Salah  satu paradigma kediklatan yang dikembangkan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama tahun 2008 adalah  mengembangkan Diklat Jarak Jauh (Distance Training) yang tertuang dalam surat keputusan Kepala Badan nomor : BD/53/2008 Tentang pedoman penyelenggaraaan djj diklat teknis keagamaan
2.    Mekanisme Distance Training adalah sebagai berikut: a) Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan menyiapkan infrastruktur sistem diklat jarak jauh, b) BDK memberikan kesempatan kepada calon peserta di unit kerja masing-masing untuk mengikuti kelas DJJ, c) Calon peserta melakukan registrasi via email ke BDK, d) BDK akan memanggil calon peserta untuk mendapatkan penjelasan DJJ, e) Daftar peserta DJJ dikirim ke Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan agar mendapatkan account untuk akses ke http://djj. pusdiklatteknis.depag.go.id, dan f) Peserta mengikuti Diklat Jarak Jauh  pada http://djj.pusdiklatteknis.depag.go.id/. 
3. Manfaat DJJ Selain memperluas sasaran diklat,  mempercepat siklus kediklatan, dan tentu saja menambah wawasan pengetahuan pegawai, serta meningkatkan kemampuan peserta dalam bidang TIK. Penggunaan TIK dalam dunia kedilatan mengurangi keterbatasan jarak dan waktu antara penyelenggara diklat, tutor dan peserta diklat.
4.    Sesungguhnya internet bukanlah pengganti sistim pengajaran. Kehadiran internet lebih bersifat suprementer dan pelengkap. Metode konvensional tetap diperlukan, hanya saja bisa dimodifikasi kebentuk lain. Metode talk and chalk mengalami modifikasi menjadi online conference. Metode nyantri dan usrah mengalami modifikasi menjadi diskusi
melalui mailling list.
5. Internet sebagai media pengajaran mampu mengadakan karakteristik yang khas, yaitu a) sebagai media interpersonal dan masa; b) bersifat interaktif; c) memungkinkan komunikasi secara sinkronous maupun ansinkronous (tunda). Karakteristik ini memungkinkan peserta diklat melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas jika dibandingkan dengan hanya menggunakan media konfensional.


v    Penulis adalah Widyaiswara Madya pada Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan


DAFTAR PUSTAKA

-,   eLearning For Education, Multimedia University.
-,  2008. Pedoman Penyelnggaraan Diklat Jabatan Fungsional Pranata Humas,  Depkomenfo
-,  2007Pedoman Pelatihan Jardiknas, Biro Perencanan dan Kerjasama Luar Negeri, Depdiknas,Jakarta,.
-, 2007. Sekilas Pustekkom, TVe, E-dukasi.net, dan PJJ, Pustekkom Depdeiknas
-,  2007. Computer Mediated Learning Next Fronter, Universitas Indonesia
Gatot HP dkk, 2007.Jejaring Pendidikan Nasional, Biro Perencanan dan Kerjasama Luar Negeri, Depdiknas, Jakarta, 
Kukuh Setyo Prakorso, 2005. Membangun eLearning dengan Moodle, Penerbit Andi Yogyakarta. 
http://ryea.wordpress.com/2007/06/20/pembelajaran-media-e­learning-di-pendidikan-ti nggi / http://www.itb.ac.id/agenda/377 
Purnomo Wahyu., 2008. Pemebelajaran Berbasis ICT, Artikel, 
Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan. (2009) Panduan Penyelenggaraan DJJ, Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan Press : Jakarta 
Siti Muasaroh, 2007 Peran Perpustakaan Digital di Era Global, Makalah Pelatihan Jardiknas,  http://media. diknas.go.id/media/document/ 4794.pdf 

 

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI