Bogor, (11/9) - Keterlibatan dan dukungan pemuka agama sangat penting dalam keberhasilan pengembangan budaya damai di suatu wilayah.  Para pemuka agama mempunyai kapasitas untuk menuntun dan memotivasi pengikutnya sehingga mereka saling memahami dan memiliki toleransi antar umat beragama.

Demikian pernyataan Amina Rasul-Bernardo Direktur The Philippine Center for Islam and Democracy (PCID) dalam key note speech nya yang berjudul "Religious Education and Peace in The Philippines" pada acara simposium internasional "Peran Strategis Pendidikan Agama Dalam Pengembangan Budaya Damai" kemarin (10/9).  

Lebih lanjut, beliau menyampaikan dialog antar umat beragama signifikan perannya dalam pengembangan budaya damai di Mindanao, Filipina.  Walaupun begitu, keberhasilan tersebut tidak menyentuh grassroot terutama di pihak muslim. Pihaknya perlu mengimbau ulama dan imam untuk semakin pro aktif sehingga dapat menetralisir manipulasi negatif dari kekuatan-kekuatan politik.

Amina Rasul-Bernardo yang diundang penyelenggara untuk berbagi pengalamannya dalam mengembangkan budaya damai mengatakan, menjangkau keduanya - di tingkat grassroot dan nasional - akan menghasilkan suatu sinergi untuk menciptakan masyarakat yang heterogen, memastikan eksistensi dan kerjasama antarumat bukan hanya retorika di tingkat nasional tetapi benar-benar ada dan berkembang di komunitas itu sendiri. 

Menyadari penting dan berpengaruhnya peran ulama sebagai katalis perdamaian dan pembangunan, The Philippine Center for Islam and Democracy (PCID) bekerja sama dengan para ulama untuk memfasilitasi terciptanya jejaring nasional dan regional antar berbagai kelompok ulama di Filipina. Dengan membangun hubungan yang erat, peran para ulama dapat lebih efektif dalam menangani masalah yang berkaitan dengan isu perdamaian dan pembangunan.  (RPS)(illustration by google)