Pesantren Berperan Penting Tangkal Aliran Ekstrem
Semarang (Balitbang Diklat)---Pesantren selain sebagai pusat pendidikan, baik formal ataupun nonformal, juga merupakan pusat penyegaran agama, pusat dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
"Maka keberadaan pesantren sangat dibutuhkan kontribusinya oleh negara karena pesantren diharapkan sebagai benteng dan mampu menangkal aliran agama yang ekstrem,” tegas Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Syafi’i.
Penegasan itu disampaikan Kapusdiklat Syafi'i dalam materinya mengenai Pengelolaan Manajemen Pondok Pesatren secara daring pada pelatihan yang digelar Balai Diklat Keagamaan (BDK) Semarang, Rabu (25/1/2023). Kegiatan berlangsung sejak Senin (23/1/2023) di Kankemenag Pati ini dikuti oleh 35 peserta terdiri para pengelola pondok pesantren di lingkup Kankemenag Pati.
Saat ini, lanjut Syafi'i, pesantren sebagai penebar agama harus mampu menangkal penyebaran agama dan terus meningkatkan kontribusinya untuk negara. Untuk melanjutkan peran pesantren yang telah memberikan kontribusi kepada negara, ke depan pesantren harus dibenahi.
Lebih lanjut ia menekankan, tatanan pesantren merupakan hal yang sangat penting. Pesantren tidak hanya menyelenggarakan pengajian, tetapi juga mendirikan sekolah, dari usia dini bahkan sekolah tinggi.
Butuh Manajemen yang Baik
Untuk menopang semua itu membutuhkan tata kelola yang baik dan manajemen yang baik, mulai dari pengasuh, ustaz hingga pengelolaan administrasi. "Semua itu membutuhkan kecakapan, sehingga pesantren terus tumbuh. Jangan sampai ketika pesantren ditinggalkan oleh pengelola/kiainya meninggal maka pesantren akan meredup," ujar alumni pesantren salafiah Demak ini.
Karenanya, kata dia, Kemenag melalui Badan Litbang dan Diklat yang dilanjutkan oleh Balai Diklat harus terus memberikan pelatihan-pelatihan kepada para pengelola pesantren.
"Upaya tersebut harus dilakukan dengan harapan melalui pelatihan ini para pengelola pesantren akan semakin paham dengan apa yang menjadi tugas dalam rangka membuat pesantren tetap eksis," pungkasnya. (Mukhlasin/julian/bas)