Pesantren Tempat Menyebar Benih Kebaikan dan Paham Keislaman Rahmatan Lil Alamin
Solo (Balitbang Diklat)---Sejarah mengatakan kecintaan pesantren terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak pernah diragukan dan sebagai tempat untuk menyebar benih kebaikan kepada sesama.
Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Syafi’i, menyampaikan hal tersebut saat menutup Pelatihan Manajemen Pengelolaan Pondok Pesantren di Hotel Swiss Belinn Saripetojo Solo, Kamis (13/7/2023).
“Kita berharap pesantren sekarang, dulu dan seterusnya yang tetap pada jati dirinya sebagai tempat untuk menyemai paham-paham keislaman yang rahmatan lil alamin,” ujar Syafi’i.
“Bersaing dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan rekayasa merupakan masalah pendidikan Indonesia secara keseluruhan, khususnya pesantren. Di era digital yang terus berkembang ini, terbukti jika pesantren mempertahankan metode pembelajaran konvensional tanpa mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan iptek. Maka pesantren tidak akan mampu bersaing dan menjawab setiap hambatan dalam arus ilmu pengetahuan dan teknologi (digital),” paparnya.
“Namun, jika pesantren mampu memadukan keduanya, maka akan tercipta generasi yang berkarakter, beriman, cerdas, dan siap menghadapi segala tantangan ilmu pengetahuan atau teknologi yang mungkin diberikan dunia di era digital ini,” terang Syafi’i.
Oleh karena itu, menurut Syafi’i, untuk kemajuan, lembaga pendidikan khususnya pesantren harus memanfaatkan teknologi.
“Teknologi dan informasi mudah masuk dalam ruang privat manusia. Rangkaian arus globalisasi yang mengalir tentu mengandung suatu unsur yakni menambah wawasan bagi seseorang yang mengaksesnya,” tuturnya.
Menurut Syafi’i, eksistensi pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam yang mengajarkan nilai-nilai formal maupun tradisional dengan dihadapkannya pada realitas kehidupan digital saat ini menuntut pesantren untuk siap menjawab serta mengambil peran penting dalam menyikapi arus digital yang begitu serba cepat, kompetitif, dan juga global.
“Jangan menutup diri dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi. Pesantren harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi untuk menghasilkan hal-hal baru yang lebih bermanfaat,” pesannya.
Pelatihan Manajemen Pengelolaan Pondok Pesantren yang dilaksanakan dari 10 sampai 14 Juli 2023 ini diikuti 30 orang pengelola pondok pesantren di wilayah Solo Raya. (RS/sri)