Prof. Machasin, Figur Pribadi Pendidik
Jakarta, (03/05) – Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama berkesempatan mendapatkan figur pribadi pendidik dalam diri Prof. Dr. Machasin, MA sebagai Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama yang baru saja dilantik pada hari Rabu (25/4).
Kesan itu terungkap saat Beliau memperkenalkan dirinya dalam acara Perkenalan dan Pengarahan Kepala Badan, Kamis (3/5) di Gedung Kementerian Agama, Jl. MH. Thamrin, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh para pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Balitbangdiklat.
Terungkap bahwa, Beliau telah menjadi guru saat masih berusia 12 tahun dan mengajar hapalan Al Qur’an. Pada saat itu murid-murid yang diajarnya berusia jauh lebih tua dan berbadan lebih besar darinya. Ada suatu kejadian, saat muridnya tidak dapat diluluskan untuk berlanjut menghapal surat yang lain, sang murid yang jauh lebih tua dan lebih besar mengancam dirinya untuk meluluskan dengan harapa sang guru akan takluk. Namun ternyata sang guru tak gentar hatinya, semua demi kebaikan anak didik. Bagi Beliau sudah tidak asing lagi mendapat ancaman dan tekanan.
Dalam acara tersebut, Kepala Badan juga memberikan beberapa poin-poin penting yang patut dicermati, mensosialisasikan pokok-pokok pikiran Menteri Agama. Pertama, diharapkan agar kita lebih responsif terhadap isu-isu yang berkembang di bidang agama dan kemasyarakatan.
Kedua, masih adanya stigma negatif terhadap Kementerian Agama, menjadikan prestasi-prestasi yang telah dicapai oleh kementerian menjadi tenggelam. Untuk itu perlu publikasi besar –besaran untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas prestasi-prestasi yang telah dicapai Kementerian Agama sehingga stigma negatif itu akan semakin lama berkurang dan akhirnya hilang sama sekali.
Ketiga, perlunya publikasi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Kementerian Agama dalam hal ini Badan Litbang dan Diklat sehingga publik mendapatkan manfaat lebih luas.
Acara ditutup dengan statement dari Kabadan mengutip syair Arab, “Di mata orang yang berjiwa kecil, persoalan kecil menjadi besar. Di mata orang yang berjiwa besar, persoalan besar menjadi kecil”. (RPS)