Jakarta (Balitbang Diklat)---Tim Penilaian Buku Pendidikan Agama (PBPA) menekankan pentingnya pembahasan instrumen. Oleh karena itu, Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) menggelar Rapat Pembahasan Instrumen PBPA 2024.

“Kita perlu mematangkan lagi instrumen PBPA. Kemudian akan dibahas dan dirampungkan pada saat fullboard pembahasan juknis, instrumen, dan SOP,” ujar Ketua tim PBPA 2024 Bahari di Jakarta, Kamis (25/1/2024).

Sejalan dengan hal tersebut, Sekretaris PBPA Ridwan mengatakan instrumen perlu lebih diperhatikan. Menurutnya, tidak perlu menambah pertanyaan baru, tetapi yang sudah ada lebih diperjelas agar tidak terjadi pengulangan antar poin instrumen satu dengan lainnya.

“Instrumen tahun lalu masih menimbulkan kebingungan di penerbit maupun penilai. Selain itu, belum mengatur terkait LKS dan Modul yang disusun sendiri oleh guru, sehingga perlu ditambahkan instrumen untuk LKS,” jelas Ridwan.

Menanggapi hal tersebut, Sukmawati, salah seorang supervisor PBPA Tahun 2023 sepakat dengan usulan itu. “Saya sepakat untuk memasukkan LKS ke dalam buku pengayaan,” katanya.

Sukmawati melihat dari pedoman pemilihan buku non teks yang dikeluarkan oleh Kemdikbud pada Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 menyatakan bahwa buku non teks pelajaran tidak memuat lembaran kerja dan lembaran soal siswa.

Rangkaian kegiatan Penilaian Buku Pendidikan Agama tahun 2024 rencananya akan diselenggarakan mulai Januari sampai Agustus. Diharapkan dengan adanya pembahasan instrumen lebih awal, kegiatan tersebut bisa terlaksana sesuai jadwal yang sudah direncanakan.

Kegiatan dihadiri oleh internal Puslitbang Lektur, verifikator administrasi, dan supervisor PBPA tahun 2023.

Rois Maulana/diad