Puslitbang Penda Memberangkatkan KKN Nusantara di Enam Perbatasan Negara

10 Mar 2018
Puslitbang Penda Memberangkatkan KKN Nusantara di Enam Perbatasan Negara

Manado (10 Maret 2018). Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan melepaskan rombongan pertama KKN Nusantara, yaitu dengan melepaskan 10 Mahasiswa IAIN Manado untuk melaksanakan KKN di Pulau Talaud Sulawesi Utara (Perbatasan Indonesia Utara). Pelepasan awal  rombongan KKN Nusantara di kampus IAIN Manado ini dilakukan oleh Kepala Bidang Litbang Pendidikan Keagamaan, Dr. Muhamad Murtadlo, secara simbolis mengawali rangkaian KKN Nusantara yang diselenggarakan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan bekerjasama dengan 6 PTKIN. Peresmian KKN Nusantara secara nasional akan diagendakan dan diresmikan secara langsung oleh Menteri Agama pada pertengahan tahun ini di Jakarta.

Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Prof. Dr. Amsal Bakhtiar mengatakan pemberangkatan KKN Nusantara ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan dengan 6 PTKIN pata tahun 2017. Keenam PTKIN ini meliputi IAIN Manado, STAIN Jayapura, IAIN Ambon, IAIN Pontianak, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mengikuti jadwal akademik masing-masing PTKIN, maka jadwal KKN Nusantara ini berlangsung secara gradual. Tiga lokasi perbatasan dilakukan pada semester pertama, dan tiga lokasi perbatasan lain dilaksanakan pada semester dua.

Pada semester pertama, ada 3 PTKIN yaitu IAIN Manado, STAIN Jayapura, IAIN Ambon akan melaksanakan KKN Nusantara di Indonesia bagian Timur, yaitu di Skouw (perbatasan Indonesia-Papua Nugini), Saumlaki (perbatasan Indonesia -Australia), dan Talaud (Perbatasan Indonesia -Philipina). Selanjutnya, pada semester dua (Juli-Agustus) 3 PTKIN yaitu IAIN Pontianak, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan UIN Sunan Kalijaga akan melaksanakan KKN di Atambua (Perbatasan Indonesia-Timor Leste), Entikong, Provinsi Kalimantan Barat, dan Natuna Provinsi Kepulauan Riau (perbatasan Indonesia-Malaysia)

IAIN Manado mempunyai jadwal paling awal, yaitu pada 10 Maret yang memberangkatkan satu rombongan mahasiswa untuk KKN di Pulau Talaud. Disusul STAIN Jayapura  yang memberangkatkan satu rombongan mahasiswa KKN ke Skouw pada tanggal 13 Maret dan terakhir IAIN Ambon yang memberangkatkan pada tanggal 27 Maret ke Saumlaki. Dalam riset aksi ini, para mahasiswa dan pembimbing dari kampus PTKIN berfungsi sebagai kolaborator peneliti dalam melakukan riset aksi di lokasi sasaran.

Acara pelepasan rombongan KKN pertama ini diawali denganworkshop singkat pembekalan tentang agenda yang harus dilakukan mahasiswa selama di lokasi KKN. Untuk IAIN Manado, acara pembekalan dipandu oleh Rahman Mantu, Dosen pembimbing KKN IAIN Manado, dan dihadiri penangung jawab penyelenggaraan Riset Aksi Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Dr. Muhamad Murtadlo. Kegiatan ini menjelaskan keterkaitan dan pembagian kerja antara KKN dari agenda kampus dan riset aksi agenda dari Puslitbang. Kolaborasi KKN dengan riset aksi ditujukan untuk memetakan permasalahan pendidikan agama dan keagamaan, kerukunan dan kebangsaan di daerah perbatasan negara. Riset aksi dengan melibatkan mahasiswa PTKIN ini bertemakan “Pendidikan Keagamaan, Kerukunan, dan Kebangsaan.”

Pembekalan mahasiswa oleh peneliti dari Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan akan dilakukan dua kali, yaitu pertama pembekalan di kampus asal masing-masing sebelum hari pemberangkatan dan kedua pada saat hari-hari pertama di lokasi KKN. Peneliti mendampingi pemberangkatan mahasiswa ke lokasi sasaran KKN. Untuk ketiga lokasi KKN tahap pertama, Puslitbang menugaskan Ahmadudin  untuk membimbing rombongan KKN IAIN Manado ke Talaud; Husen Hasan Basri untuk membimbing rombongan mahasiswa KKN STAIN Jayapura ke Skouw; dan Abdul Muin untuk membimbing rombangan mahasiswa KKN IAIN Ambon ke Saumlaki.

Dalam paparan pembekalan, Murtadlo menyampaikan bahwa selain KKN, Mahasiswa selama di lokasi diberi tugas tambahan untuk membuat riset pemetaan permasalahan sesuai dengan tema dan melakukan kegiatan kecil sesuai dengan permasalahan yang ditemukan. Kegiatan mahasiswa selama di lapangan nantinya dijadikan laporan individual berupa testimoni sekaligus reportase pengembangan pendidikan agama dan keagamaan, kerukunan dan kebangsaan di daerah perbatasan negara. Hasil-hasil tulisan nantinya akan dikumpulkan menjadi sebuah buku.

Kegiatan kerjasama KKN dan riset aksi disambut antusias, baik oleh para mahasiswa maupun para penyelenggara. Ibu Neneng mewakili pengajar IAIN Manado menyampaikan rasa terima kasih telah dipilih menjadi mitra dalam melaksanakan riset aksi di daerah perbatasan ini dan berharap bahwa kegiatan ini bisa dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya. Demikian juga Bapak Muhammad mewakili P3M IAIN Ambon menyatakan sangat berterima kasih dengan inisiatif yang dilaksanakan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama yang telah membuka mata IAIN Ambon untuk melakukan KKN serupa di pulau-pulau lain di wilayah Maluku. Terobosan ini cukup memberikan inspirasi dan menggugah rasa tanggung jawab IAIN Ambon agar melakukan KKN juga di wilayah lainnya.  (Murtadlo/bas)

 

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI