Radikalisme Anak Kandung Globalisasi

9 Nov 2012
Radikalisme Anak Kandung Globalisasi

(Puslitbang 1) – Kemajuan iptek telah memaksa hadirnya globalisasi yang melahirkan suatu model peradaban yang kehadirannya lebih cepat dari kesiapan masyarakat itu sendiri.

Hal ini telah menimbulkan multiple shock, sebagai contoh paham Asy’ariyah yang baru berada satu tingkat di atas Jabariyah, dipaksa berhadapan dengan Abduhisme (paham Muhammad Abduh) yang grade-nya berada dua tingkat di atas Mu’tazilah. Hal demikian telah melahirkan theology shock, yaitu kepanikan teologi sehingga lahirlah radikalisme. Jadi radikalisme sesungguhnya anak kandung dari globalisasi.

Demikian pernyataan Wakil Menteri Agama Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar saat menyampaikan Keynote Speech –nya sekaligus membuka secara resmi “Temu Riset Keagamaan Tingkat Nasional X” yang dilaksanakan tanggal 6-9 Nopember 2012 di Bali.

Dalam kesempatan tersebut beliau juga menyinggung bahwa keberhasilan Kementerian Agama (Kemenag) tidak hanya diukur dari keberhasilan memperoleh WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) tapi sejauhmana Kemenag dapat mengakrabkan ajaran agama dengan pemeluknya.  Dampak globalisasi telah melahirkan masyarakat yang hedonis, sehingga antara ajaran agama dan pemeluknya memiliki jarak yang jauh.

Wamen mengingatkan salah satu tugas Kemenag adalah bagaimana mengartikulasikan ajaran agama dengan baik, sehingga masyarakat dapat enjoy dalam beragama dan mengamalkan agama dengan baik. Selama ini agama masih sering dianggap sumber ‘masalah’ dan menurutnya para peneliti Balitbang Kemenag dapat mengemban tugas tersebut. (AJW/RPS)

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI