Revisi Automatic Adjustment Tahun 2024, Fokus pada Efisiensi Belanja
Bandung (Balitbang Diklat)---Balitbang Diklat Kementerian Agama RI tengah aktif melakukan penyusunan revisi Automatic Adjustment (AA) untuk tahun 2024. Kali ini, kegiatan penyusunan melibatkan Kasi Anggaran Bidang ALN 1, Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Asrukhil Imro, bersama timnya.
"Terkait dengan AA, kami dapat melakukan pendampingan untuk audiensi dari Kementerian/Lembaga (K/L). Sehubungan kebijakan AA di tahun 2024, terdapat beberapa poin utama yang perlu diperhatikan," ujar Asrukhil Imro melalui zoom meeting di Bandung, Rabu (24/1/2024).
Imro menjelaskan bahwa fokus AA di tahun 2024 adalah efisiensi belanja. Beberapa aspek yang menjadi sorotan melibatkan belanja barang yang dapat diefisienkan, tidak mendesak, atau dapat ditunda. Prioritas utama dalam penghematan anggaran berasal dari sepuluh akun belanja barang, antara lain honor, perjalanan dinas, paket meeting, belanja barang operasional lainnya, dan belanja barang non-operasional lainnya.
Selain itu, Imro juga menyampaikan bahwa belanja modal yang dapat diefisienkan, tidak mendesak, atau dapat ditunda juga menjadi fokus perhatian dalam revisi AA ini. “Kegiatan yang saat ini diblokir, sebagaimana tercatat dalam halaman IV A DIPA, dan diperkirakan tidak dapat dipenuhi dokumen pendukungnya hingga akhir Semester I TA 2024, menjadi bagian dari pertimbangan serius,” ungkapnya.
Dalam konteks ini, Imro menegaskan bahwa beberapa jenis belanja tetap dikecualikan dari kebijakan AA. Termasuk di antaranya adalah belanja bantuan sosial, belanja terkait tahapan Pemilu, belanja terkait IKN, pembayaran Kontrak Tahun Jamak, pembayaran Availability Payment (AP), belanja untuk Daerah Otonomi Baru/Kementerian/Lembaga Baru, serta belanja untuk mendukung peningkatan produksi beras dan jagung.
Beberapa poin penting yang diungkapkan Imro adalah upaya untuk menjaga belanja pegawai agar tidak masuk dalam usulan blokir AA. Dari total pagu anggaran yang ada pihaknya berusaha untuk mengusulkan AA pada Badan Litbang dan Diklat, dengan fokus pada belanja barang dan modal yang dapat diefisienkan. (Barjah/bas/sri)