Revolusi SDM di Era Digital: Bagaimana Kemenag Menghadapi Tantangan?

Garut (BMBPSDM)---Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Muhammad Ali Ramdhani atau yang akrab disapa Kang Dhani mengatakan kualitas SDM tidak lagi sekadar tentang kompetensi teknis, tetapi juga kemampuan beradaptasi, berinovasi, dan berpikir kritis.
"Di era yang serba cepat, prinsip better, faster, dan cheaper harus menjadi DNA setiap tenaga pelatihan. Kinerja tidak lagi diukur dari output, tetapi dari dampak dan adaptasi terhadap perubahan," ujarnya di Garut, Rabu (7/5/2025).
Hal tersebut dikemukakan Kang Dhani pada Pengembangan Kualitas dan Kinerja Tenaga Pelatihan yang diselenggarakan Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Keagamaan (Pusbangkom SDMPK). Kegiatan bertujuan untuk pembinaan pegawai.
Lebih lanjut, Kang Dhani mengajak peserta merefleksikan hakikat manusia sebagai makhluk yang terus berkembang melalui ilmu pengetahuan. Dengan mengutip filsuf Barat dan Timur, ia menjelaskan bahwa esensi manusia terletak pada kapasitas berpikir dan bersosialisasi.
"Descartes berkata cogito ergo sum (aku berpikir, maka aku ada), sementara tradisi Islam mengenal al-insan hayawanun natiq (manusia adalah hewan yang berpikir). Artinya, tanpa pembelajaran, kita kehilangan eksistensi," ungkapnya.
Dalam konteks pengembangan SDM, kata Kang Dhani, Pusbangkom SDMPK harus memastikan bahwa setiap pelatihan tidak hanya mentransfer pengetahuan (knowledge), tetapi juga membentuk karakter dan kebiasaan (habits) yang unggul.
"Stephen Covey dalam 7 Habits of Highly Effective People mengingatkan bahwa kebiasaan menentukan kesuksesan. Jika kita ingin mencetak SDM hebat, mulailah dengan membangun budaya belajar," paparnya.
Mengutip teori evolusi Charles Darwin, Kang Dhani menekankan bahwa dalam dunia yang berubah cepat, hanya organisasi dan individu yang adaptif yang akan bertahan.
"Bukan yang paling kuat atau paling pintar yang bertahan, melainkan yang paling responsif terhadap perubahan," tegasnya.
Merujuk pada pandangan Albert Einstein dan Ali bin Abi Thalib, Kang Dhani juga menjelaskan tentang pentingnya mempersiapkan generasi masa depan.
"Einstein bilang, ‘The measure of intelligence is the ability to change.’ Sementara Ali bin Abi Thalib mengingatkan, ‘Didiklah anak-anakmu sesuai zamannya, karena mereka hidup di masa yang berbeda denganmu.’ Ini relevan dengan tantangan Pusbangkom SDMPK hari ini," jelasnya.
Untuk memperkuat argumennya, Kang Dhani memaparkan teori AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, Latency) dari sosiolog Talcott Parsons.
"Adaptasi adalah langkah pertama. Jika kita gagal beradaptasi dengan literasi digital, maka kita akan tertinggal. Setelah adaptasi, baru integrasi dan pencapaian tujuan," terangnya.
Menutup arahannya, Kang Dhani memberikan pesan kuat, "Perubahan tidak bisa dihindari, tapi kita bisa mengendalikannya dengan ilmu dan kolaborasi. Satu aksi nyata lebih bernilai daripada ribuan teori tanpa eksekusi," pungkasnya.
Melebihi Target, Namun Belum Cukup
Sebelumnya, Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Pusbangkom SDMPK Muhtadin mengungkapkan fakta menarik bahwa dari 3,1 juta Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag yang perlu ditingkatkan kompetensinya, baru 1,8 juta yang telah terlayani.
"Kami sudah melebihi target Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), tapi ini belum cukup. Dengan disrupsi digital, metode pelatihan konvensional tidak lagi efektif," ungkapnya.
Muhtadin juga menyoroti dilema teknologi. Pelatihan synchronous (langsung) dan asynchronous (daring) punya kelebihan dan kekurangan. Tantangannya adalah bagaimana memastikan keduanya bisa berjalan sinergis, tanpa mengorbankan kualitas. "Kami tidak ingin hanya jadi penyelenggara pelatihan, tapi juga agen perubahan yang mendorong life long learning di seluruh jajaran Kemenag," tegasnya.
Pada kesempatan ini, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut Saefullah menegaskan pentingnya kolaborasi antar-instansi. "Acara seperti ini bukan hanya untuk peningkatan kapasitas, tapi juga memperkuat sinergi dan mendukung ekonomi lokal," ujarnya.
Acara yang dihadiri 92 peserta ini menjadi momentum strategis untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Agama (Kemenag) yang tidak hanya memenuhi standar, tetapi melampauinya (beyond standard).
Hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut, para pejabat eselon IV, widyaiswara, dan pegawai di lingkungan Pusbangkom SDMPK Kementerian Agama.
Sri Hendriani