Sebelum Terjun ke Lapangan, Peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan “Ngaji” Ajaran Agama Buddha pada Sumbernya

23 Feb 2015
Sebelum Terjun ke Lapangan, Peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan “Ngaji” Ajaran Agama Buddha pada Sumbernya

Jakarta (23 Februari 2015). Puslitbang Kehidupan Keagamaan Senin (23/2) kedatangan tamu istimewa. Ia adalah Drs. Dasikin, M.Pd, Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Buddha (Bimas Buddha) Kementerian Agama.

Kehadirannya merupakan respon atas undangan dari Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Muharram Marzuki, Ph.D. Dasikin hadir untuk memberikan pembekalan awal kepada para peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan yang akan mengadakan penelitian tentang masyarakat Buddha.

Dalam kesempatan ini, Dasikin menyampaikan pengenalan tentang Agama Buddha beserta berbagai macam aliran yang ada didalamnya. Ia menyampaikan bahwa penganut Agama Buddha di Indonesia sebagaimana pemeluk agama lain, juga terdiri dari berbagai aliran/madzhab.

Beragamnya aliran/madzhab dalam ajaran Agama Buddha, menurut Dasikin terkadang menimbulkan ekses yang kurang baik. Perselisihan intraumat beragama tak jarang terjadi hanya dikarenakan adanya “migrasi” madzhab. “Sebagaimana yang terjadi pada umat agama lain, kerukunan intraumat beragama pada masyarakat Buddha terkadang sering mengalami masalah. Perbedaan aliran/madzhab tak jarang menyebabkan disharmoni intraumat Buddha,” demikian ungkapnya.

Berdasarkan hal itu, Dasikin berharap Puslitbang Kehidupan Keagamaan yang akan melaksanakan penelitian pada komunitas umat Buddha dapat memberikan rekomendasi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini. “Saya berharap hasil penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Kehidupan Keagamaan dapat menghasilkan rekomendasi berharga untuk menyelesaikan permasalahan ini,” harap Dasikin.

Menanggapi permintaan tersebut, Nuhrison M. Nuh, Peneliti Utama Puslitbang Kehidupan Keagamaan yang juga bertindak sebagai koordinator tim peneliti, menyampaikan bahwa timnya akan berusaha semaksimal mungkin memenuhi harapan Dirjen Bimas Buddha. Ia juga menyatakan bahwa keinginan para peneliti untuk “ngaji” tentang ajaran Agama Buddha kepada sumbernya sebelum mereka terjun ke lapangan, juga ditujukan untuk optimalisasi kualitas penelitian.

Oleh karena itu, ia mengapresiasi kesediaan Dirjen Bimas Buddha yang mau menyampaikan pengenalan ajaran Agama Buddha kepada para peneliti. “Saya mengapresiasi kesediaan Bapak Dirjen untuk hadir ke kantor kami. Apa yang Bapak Dirjen sampaikan, sangat berharga bagi kami para peneliti sebelum kami terjun ke lapangan,” demikian ungkap Nuhrison.[]

ags/viks/ags

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI