Tak Bisa Pakai Cara Lama, Widyaiswara Dituntut Melek Teknologi Informasi

10 Feb 2023
Tak Bisa Pakai Cara Lama, Widyaiswara Dituntut Melek Teknologi Informasi
Sesban Litbang dan Diklat Muharam Marzuki memberikan arahan Bimbingan Teknis Layanan Kepegawaian Tahun 2023 di Bandung, Kamis (9/2/2023).

Bandung (Balitbang Diklat)---“Widyaiswara (WI) tidak bisa menggunakan cara lama karena dengan kemajuan teknologi informasi, peserta didik bisa lebih pintar,” ungkap Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat Muharam Marzuki saat menyampaikan arahan pada Bimbingan Teknis Layanan Kepegawaian Tahun 2023 di Bandung, Kamis (9/2/2023).

Menurut Sesban Muharam, dengan kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai, peserta didik cenderung lebih pandai dari widyaiswara. Oleh karena itu, sesuai arahan Menteri Agama, pegawai Kemenag harus meningkatkan kemampuan teknologi informasi.

Saat ini kondisi subjek yang dilatih berbeda generasi. Kalau dulu peserta didik berusia muda dengan pengalaman dan pengetahuan di bawah WI, tapi sekarang SDM Kemenag yang dilatih memiliki kualitas yang berbeda.

“Peserta didik bisa memiliki jabatan, pengalaman, tingkat pendidikan, atau talenta di atas WI. Hal ini menjadi tantangan besar, maka WI harus meningkatkan profesionalitasnya agar tidak ketinggalan dari peserta didik,” katanya.

Peningkatan profesionalitas dan kapasitas bisa dilakukan secara institusional maupun individual. Secara institusional, Kemenag memberi kesempatan beasiswa. “Sebagai unit kerja yang memiliki academic atmosphere, pegawai Balitbang Diklat harus melanjutkan pendidikannya,” imbau Sesban.

“Saya meminta kepada Kepala Pusdiklat dan Kepala Balai untuk mendorong para WI agar melakukan studi lanjutan. Hal ini sangat penting sebagai salah satu wujud profesionalitas ASN,” imbuhnya.

Selain itu, lanjut Sesban, tingkat pendidikan juga berkaitan dengan talenta ASN. Apalagi Balitbang Diklat telah bertransformasi menjadi Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang memerlukan kualifikasi akademik yang baik.

“Ke depan, kita akan melatih bukan hanya pegawai Kemenag melainkan juga pegawai dari K/L lain. Maka sudah saatnya untuk meningkatkan kompetensi WI sebagai wujud kredibilitas instansi,” tutur Sesban.

Selain pendidikan, WI juga diharapkan menguasai minimal satu bahasa asing. “Penguasaan bahasa asing sangat penting karena sudah saatnya mengglobal,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Sesban juga mengingatkan agar ASN Kemenag harus memiliki akhlak yang baik. “Akhlak pegawai Kemenag menjadi tontonan, maka jika ada perilaku yang tidak baik akan menjadi sorotan masyarakat. Kredibilitas kita tercermin dari perilaku kita,” kata pria kelahiran Jakarta ini.

“Selaku ASN Kemenag, core business kita adalah bidang agama. Agama adalah sesuatu yang bersifat non fisik, maka hanya dapat dilihat melalui sikap dan perilaku kita yang berwujud akhlaqul karimah,” ujarnya.

Agama bukan hanya sekedar bahan diskusi. Ajaran agama tercermin dari sikap dan perilaku sehari-hari. Jika akhlak baik, maka nilai moderasi beragama juga akan baik. Namun sebaliknya, jika akhlak buruk maka perilaku juga akan rusak.

“Jangan sampai kita berbicara soal moderasi beragama atau soal akhlak baik, tapi itu semua tidak tergambar dari sikap dan perilaku kita,” tandasnya.

Diad/Abas

 

 

 

 

Penulis: Dewi Indah Ayu
Editor: Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI