Tanggalkan Ego Sektoral, Saatnya Kemenag One Vision, One Time, One Final Goal

19 Mar 2023
Tanggalkan Ego Sektoral, Saatnya Kemenag One Vision, One Time, One Final Goal
Kaban Suyitno dalam kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan II, Provinsi Jawa Timur di Aula Kampus Balai Diklat Keagamaan Surabaya, Sabtu, (18/02/2023).

Surabaya (Balitbang Diklat)---Salah satu pesan moral outlook program Kemenag 2023 ialah menanggalkan ego sektoral. Semua unit pada Kementerian Agama harus memiliki perspektif atau cara padang yang sama. Bagaimana melihat masa depan dengan agenda yang dilakukan guna menuju one vision, one time, and one final goal.

“Cara pandang yang sama dalam melihat Kementerian Agama dalam posisi service to the society atau melayani masyarakat, bukan self service atau melayani diri sendiri,” ujar Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kemenag, Prof. Suyitno

Hal tersebut disampaikan Kaban di hadapan seluruh peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan II, Provinsi Jawa Timur di Aula Kampus Balai Diklat Keagamaan Surabaya, Sabtu, (18/02/2023).

Kaban mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag untuk tidak semata-mata self service, karena pada umumnya ASN baru pada ranah melayani diri sendiri, belum langsung dirasakan oleh masyarakat.

Menurut Kaban, outlook itu merupakan cara pandang melihat keluar, merumuskan program-program Kemenag yang sifatnya out looking to service to the Society. “Bagaimana layanan kita ini bisa dirasakan langsung oleh publik, atau setidaknya kita tahu problem masyarakat. Jadi, bukan hanya melayani diri sendiri,” katanya.

Pada kesempatan ini, Kaban mengutarakan filosofi kereta api. Ia mengibaratkan kereta api itu banyak gerbong. Begitupun di Kemenag dengan sekian banyaknya gerbong, ada gerbong Pendidikan Islam, Bimas Kristen, Bimas Katolik, Bimas Hindu, Bimas Buddha, Haji, Halal, Itjen, Setjen, dan Balitbang.

“Filosofi kereta api, kita boleh berbeda gerbong, tetapi mata rantainya sama sebagai satu kesatuan karena masih satu driver-nya yaitu Menteri. Kita sebagai penumpang kereta tentu garis komandonya yaitu masinis,” ucapnya.

Filosofi berikutnya, kata Kaban, ialah bahwa kereta api itu pasti berangkatnya tepat waktu, tidak ada delay, kecuali alasan alam. ASN dalam konteks satu kesatuan satu kereta tidak boleh membuat agenda yang satu sama lainnya sesuai seleranya, we have to start together.

Selanjutnya, menurut Kaban, jalannya kereta api apapun yang menghalangi akan ditabrak, dan kereta api berjalan secara on the track. “Kereta api itu tidak berhenti sembarangan. Dalam bahasa program disebut timeline. Berhenti di stasiun yang telah ditentukan, ada stasiun-stasiun yang kita boleh berhenti,” ungkap Kaban.

Visi kita, tegas Kaban, harus sama dengan sembilan area yang menjadi prioritas tahun 2023. Tim kita harus kuat, dan yang terakhir one final goal sebagai tujuan akhirnya.

Kaban mengingatkan, one vision itu penting, jangan sampai di antara kita nanti ini tidak paham apa visinya Kemenag, berbahaya apabila kita tidak memiliki persamaan visi. Jangan ada perbedaan visi. “Contoh, apakah sertifikasi halal hanya pekerjaannya BPJPH? Tidak, sektornya di BPJPH, tetapi kita semuanya memiliki peran sesuai dengan tusi dalam konteks mendukung program ini,” tandas Kaban. (Barjah/sri/bas)

Penulis: Barjah
Editor: Sri Hendriani/Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI