Palembang (Balitbang Diklat)---Di hadapan para peserta Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Komunitas (IKM BK), yang diselenggarakan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Palembang (26/5/2023), Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof. Suyitno melontarkan pertanyaan, "Kenapa Implementasi Kurikulum Merdeka perlu Berbasis Komunitas?."

Kaban menjelaskan, saat ini kita sedang melakukan inovasi. Tantangan sekarang ini sangat kompleks, harus meningkatkan Sumber Daya Manusia, harus ada before and after. “Bagaimana supaya Bapak/Ibu mendapatkan ilmu yngg berkelanjutan dan ini merupakan tugas BDK Palembang,” ujar Kaban. 

Di dalam pendidikan, lanjut Kaban, ada ekosistem, jamu (jaminan mutu) pendidikan. Proses pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab guru, melainkan juga perlu kontrol oleh pengawas, kepala madrasah, Kasi Penmad, dan dosen. “Ini adalah ekosistem yang tergabung dalam komunitas peserta pelatihan IKM BK ini,” imbuh Kaban. 

Secara umum, substansi IKM BK ada dua yaitu substansi pembentukan karakter dan substansi project based learning. Guru diberikan kebebasan dan keluasan kepada siswa. 

Oleh karena itu, kata Kaban, the real curriculum is teacher. “Guru merupakan pemeran utama dalam pendidikan, memiliki kemerdekaan yang luas untuk mengimplementasikan kurikulum dengan berbasis local system, dapat melihat talent anak didik, memberikan kemerdekaan kepada peserta didik karena tantangan pendidikan untuk generasi Z sudah berbeda penerapannya,” pungkasnya. 

Pelatihan IKM BK ini diikuti 36 orang peserta berasal dari Kankemenag Kota Palembang, dilaksanakan selama 6 hari mulai 22 sampai dengan 27 Mei 2023 di MTs Negeri 2 Kota Palembang. (Yeni Lesmana Dewi/bas/sri)