Tidak Cukup Sosialisasi, Moderasi Beragama Harus Mengedepankan Program yang Inisiatif
Jakarta (Balitbang Diklat)---Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama merupakan hal penting. Meskipun begitu, jangan sampai program Moderasi Beragama hanya terjebak pada kegiatan sosialisasi.
Hal tersebut disampaikan Alissa Wahid dalam menilai Draf Rekomendasi Rakornas pada Rapat Pleno Koordinasi Moderasi Beragama di Ancol, Jakarta (7/3/2024)
"Sosialisasi tidak pernah bisa mengubah paradigma seseorang apalagi paradigma keberagamaan. Maka, sosialisasi hanya perlu dilakukan kepada para tokoh yang nanti akan menggerakkan umat," ujar Alissa.
Menurutnya, kegiatan sosialisasi harus segera diikuti dengan program turun ke masyarakat. Misalnya, program Kemenag yang meluncurkan Kampung Moderasi Beragama pada tahun lalu. Kegiatan yang pada awalnya ditargetkan seribu kampung, hasilnya dapat melebihi target menjadi kurang lebih dua ribu enam ratus.
"Peningkatan sebanyak seribu enam ratus tersebut merupakan inisiatif dari wilayah dan pemerintah lokal. Jadi, rekomendasi kita harus lebih meruncing, jangan sampai inisiatif seperti ini kemudian tidak dimanfaatkan," ucap Tim Pokja Moderasi Beragama itu.
Lebih lanjut, Alissa Wahid mengingatkan bahwa di dalam draf tersebut harus memasukkan empat program Penguatan Moderasi Beragama. Pertama, penguatan aparatur sipil negara. Kedua, pengelolaan rumah ibadah. Ketiga, hak beragama dan layanan publik. Keempat, perayaan keagamaan dan budaya.
"Hal tersebut menjadi penting dimasukkan ke dalam draf pleno sehingga teman-teman peserta ketika kembali ke kementerian dan lembaganya dapat membawa panduan Penguatan Moderasi Beragama ini," tegasnya. (Nova Agung Krismauf/bas/sri)