Tugas Berat Menanti PPPK, Komitmen Terhadap Nilai-Nilai Kebangsaan

30 Sep 2023
Tugas Berat Menanti PPPK, Komitmen Terhadap Nilai-Nilai Kebangsaan
Kaban Suyitno pada kegiatan Orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Angkatan XXXI di Wilayah Kerja Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang, yang diselenggarakan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, Sabtu (30/9/2023)..

Malang (Balitbang Diklat)---Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat, salah satunya mengamankan tugas-tugas negara, dan komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan. 

“Tenaga honorer yang telah diangkat menjadi PPPK, dan telah menerima SK harus sudah move on. Di pundaknya terdapat tugas negara yang harus dilaksanakan. Kalau ASN tidak peduli terhadap tugas-tugas negara tersebut, maka pasti ada sanksinya,” ujar Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof. Suyitno, di Malang, Sabtu (30/9/2023).

Kaban menyampaikan hal tersebut pada kegiatan Orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Angkatan XXXI di Wilayah Kerja Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang, yang diselenggarakan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, dari 29 September hingga  2 Oktober 2023.

Di hadapan ratusan peserta orientasi yang mayoritas penyuluh dan guru madrasah itu, Kaban mengatakan bahwa  orientasi ini sebenarnya untuk me-recharge agar refresh kembali. “Mengapa di-refresh? Bapak dan ibu sudah punya pengalaman yang panjang dalam memberikan pengabdiannya kepada bangsa ini, sehingga kehadiran kita di ruangan ini untuk knowledge sharing melalui fasilitator widyaiswara,” ucap Kaban.

Kaban juga mengingatkan para peserta untuk komitmen terhadapat tuntutan negara, dan menunjukkan loyalitasnya terhadap pemerintah. Dalam konteks membangun loyalitas kepada negara, seorang ASN harus menjadi role model dan contoh bagi masyarakat.

“Mengapa ASN dan masyarakat harus loyal kepada negara?  Negara ini hadir bukan dengan percuma. Indonesia yang sekarang kita nikmati, lahir dari proses para pahlawan kemerdekaan dengan mengorbankan jiwa raga, darah, dan air mata,” ungkap Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini. 

Indonesia ini, kata Kaban, bukan negara yang sekuler, bukan pula negara agama, walaupun negara kita ini yang paling banyak menggunakan simbolisme agama, tetapi semua agama bisa hidup dengan sangat damai dan harmoni. 

Untuk hidup damai dan harmoni tersebut, Kaban berpesan khususnya kepada PPPK penyuluh yang dulunya disebut juru penerang (jupen), agar senantiasa memberikan penyuluhan yang baik. “Informasikan secara benar program-program pemerintah yang sudah hadir dalam masyarakat. Sekarang ini, banyak sekali program-program yang menyentuh masyarakat, salah satunya seperti program revitalisasi KUA,” pungas Kaban. (Barjah/bas/sri)

Penulis: barjah
Editor: Abas/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI