WFH, Positif atau Negatif?

27 Mar 2020
WFH, Positif atau Negatif?

Jakarta (Maret 2020). Istilah Work from home (WFH) mendadak menjadi trending topic, seiring merebaknya coronavirus disease 2019 (covid-19). Sehingga banyak kantor publik/pemerintah menyarankan pegawainya bekerja dari rumah (WFH).

Mengikuti imbauan tersebut, Balitbang Diklat turut menerapkan sistem bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) guna menghindari penyebaran Covid-19. Untuk menunjang hal tersebut, Balitbang Diklat mengoptimalkan pemanfaatan teknologi sebagai media koordinasi pekerjaan.

Menyikapi hal tersebut, Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Moh. Isom mengatakan ada dampak positif dan negatif dari WFH yang dijalani. Menurutnya, WFH mengubah perilaku menuju era paperless society.

“Dengan kondisi seperti ini, positifnya kita dipaksa untuk bertransisi dari habituasi yang biasanya manual menjadi digital,” ujar Sesban saat zoom meeting, Kamis (26/03).

Selanjutnya Sesban mengatakan saat ini situasi mengarah pada IT based, sehingga kedepan semua harus melek IT. “Tidak boleh ada yang alergi terhadap perkembangan IT. Kondisi ini menuntut untuk terus mengikuti perkembangan teknologi informasi untuk efektivitas dan efisiensi kerja kita,” lanjutnya.

Selain itu, Sesban mengaku dengan adanya WFH, membuatnya lebih fokus dengan hubungan atau komunikasi dengan keluarga. “Biasanya kita jarang di rumah karena sibuk dinas, maka ini saat yang tepat untuk membangun kembali hubungan keluarga,” kata Sesban.

Bukan hanya dampak positif yang diutarakan, melainkan juga dampak negatif yang dialami ketika WFH. Menurut Sesban sebagai makhluk sosial, kondisi ini membawa dampak renggangnya hubungan sosial.

“Kondisi ini mengubah konstelasi kehidupan sosial dan bentuk-bentuk peribadatan. Misalnya kurangnya ibadah yang selalu dilakukan berjemaah,” ujarnya.

Sesban berharap hal ini tidak mengubah fitrah sebagai makhluk sosial. “Manusia dalam konteks ibadah pun ada ibadah individual dan ibadah sosial. Maka kondisi social dan physical distancing ini perlu dimaklumi,” tandasnya.

Meski demikian, untuk sementara gerakan #dirumahaja jadi langkah terbaik untuk menghentikan persebaran virus.[]

diad/diad

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI