MAKAM SYAIKH YUSUF AL-MAKASSARI DI CAPE TOWN

28 Nov 2018
MAKAM SYAIKH YUSUF AL-MAKASSARI DI CAPE TOWN

Syaikh Yusuf al-Makassari Tajul Khalwatiy adalah seorang ulama besar, wali dan pejuang menentang kolonialisme di Indonesia. Sebutan al-Makassari melekat pada namanya karena ia lahir di Makassar pada tanggal 8 Syawal 1036 H/ 3 Juli 1626 (Sultan: 2016). Gelar syaikh dan Tajul Khalwatiy menunjukkan bahwa ia adalah seorang mursyid tarekat Khalwatiyah yang mencapai derajat sufi atau wali. Ia termasuk kerabat dekat Raja Gowa dan disapa dalam bahasa Makassar dengan Tuanta Salamaka. Ia diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda ke Ceylon (Sri Lanka) pada tahun 1684, lalu dipindahkan ke Cape Town pada tahun 1694. Di tempat terakhir ini ia wafat pada tanggal 23 Mei 1699 M. Sejarawan Muslim Cape Town, Ebrahim Rhoda, penulis buku The Strand Muslim Community 1822-1966,  menyebut dalam paparannya bahwa lima tahun tersebut membawa pengaruh besar. 

Nama Syaikh Yusuf sangat harum dan dihormati di Cape Town atau Western Cape pada umumnya. Penghormatan itu diberikan oleh kaum Muslimin dan orang Afrika Selatan, seperti yang ditunjukkan oleh Nelson Mandella. Penghormatan Muslim di Cape Town itu ditunjukkan pula pada Muslim Indonesia yang melakukan silaturahmi ke kota itu. Mereka sangat berterima kasih, karena Syaikh Yusuf dan beberapa ulama lainnya berjasa membawa Islam ke wilayah itu dan bertahan serta berkembang terus hingga sekarang. Mazhab Syafi’i juga dipertahankan oleh warga di sana. Penulis mengatakan pada Ebrahim Rodha saat kami bersama-sama mengnunjungi sebuah museum, kedatangan Syaikh Yusuf melengkapi keindahan alam di Cape Town dengan keindahan di hati warga, yaitu iman kepada Allah Swt.

Syaikh Yusuf menjadi ulama besar setelah belajar agama Islam di Raniri/Gujarat (India), Yaman, Haramayn (Mekah dan Madinah), dan Damaskus (Syam/Syria) sekitar dua puluh satu tahun (1646 -1667). Ia sempat mengajar di Masjidil Haram sekitar lima tahun sebelum kembali ke tanah airnya. Ia memiliki semangat untuk belajar Islam di negeri kelahiran agama Islam pada usia remaja ketika sarana transportasi masih sangat terbatas dan memerlukan ketabahan. Sebelum sampai di tanah suci, ia singgah di Banten, Aceh, dan Gujarat (India). Ia pernah menemui Syaikh Nuruddin Arraniri. Ia juga singgah lebih dahulu di Yaman (Sultan, 2016). Di tempat yang ia datangi ia mendalami agama Islam dan menerima tarekat dari beberapa mursyid. Tarekat yang didalaminya disertai ijazah, yaitu tarekat Qadiriyyah, Khalwatiyyah, Naqsyabandiyyah, Ba‘Alawiyyah, dan Syatthariyyah. Syaikh Yusuf menyebut dalam kitab Safinah an-Najah beberapa tarekat yang pernah ia pelajari namun tanpa ijazah. Di antaranya: Dasuqiyyah, Syadziliyyah, dan Rifaiyyah (Sultan, 2016). Sejalan dengan hal itu, umat Islam di Cape Town mengamalkan beberapa teks zikir dan mengakui Syaikh Yusuf sebagai penganjur agama Islam dan guru spiritual. Zikir yang diamalkan seperti Ratib al-Haddad disebut sebagai warisan Syaikh Yusuf dan ulama Inodonesia. Pengamalan zikir secara berkelanjutan dikukuhkan oleh sejumlah ulama setempat yang pernah belajar di Yaman, Mesir, dll . Ulama dari negeri Yaman dan wilayah Arab lainnya sering berkunjung ke Cape Town untuk memberikan bimbingan keagamaan.   

Makam Syaikh Yusuf berada di atas sebuah bukit. Makam berada di dalam sebuah bangunan yang luasnya sekitar sembilan hingga dua belas meter persegi. Halamannya cukup luas. Hanya ada beberapa rumah tinggal dan tempat usaha di sekitarnya. Walaupun demikian, jamaah salat Jumat di masjid yang tak jauh dari makam lebih dari seratus orang. Sebagian datang dengan mengunakan mobil. Wilayah itu dikenal dengan nama Faure. Orang yang berdiri di halaman makam dapat memandang dari ketinggian pemukiman yang disebut dengan Macassar dan Zanvleit. Kawasan pemukiman tersebut berada di lembah yang luas atau valley dalam bahasa Inggris. Lembah itu ditempati oleh tahanan politik yang dibuang atau orang yang dijual pada masa lalu untuk bercocok tanam.  Karena berdampingan dengan kawasan Macassar, maka makam sering juga disebut bagian dari wilayah ini.

Di sekitar makam terdapat Eerste River. Tak jauh dari situ terdapat wilayah pantai yang disebut Macassar Beach. Laut di dekatnya disebut False Bay (Teluk False), terhubung langsung dengan Samudera Atlantik Selatan.

Pada dinding depan makam terdapat dua prasasti, mengapit pintu. Salah satunya berisi tulisan berikut.Bismillahir Rahmanir Rahim (dengan aksara Arab). President Soeharto of the Republic of Indonesia visited the shrine on 21 November 1997 to pray respect to the Late Sheikh Yusuf al-Macassari upon whom the title of National Hero was confered by the Indonesian Government on 7 August 1995. Dua presiden berikutnya pernah ziarah ke makam Syaikh, yaitu Presiden Megawati dan Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Wakil Presiden H.M. Yusuf Kalla pernah juga berkunjung ke sana pada masa jabatan pertama. Kunjungan tersebut sangat berkesan bagi Muslim setempat.

Di halaman makam terdapat menara. Di  situ tertera tulisan yang menjelaskan waktu kedatangan Shaikh Yusuf ke Cape Town dan nama kapal yang membawanya. Juga ada gambar makam pada awal tahun 1800-an dan nama orang yang membangun makam pada tahun 1925.[]

H.M.Hamdar Arraiyyah

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI