Ormas Keagamaan Beri Masukan Penguatan Religiosity Index yang Komprehensif

30 Jan 2024
Ormas Keagamaan Beri Masukan Penguatan Religiosity Index yang Komprehensif
Kaban Suyitno pada kegiatan Penguatan Religiosity Index 2024 yang diselengarakan Puslitbang BALK di Yogyakarta, Selasa (30/1/2024).

Yogyakarta (Balitbang Diklat)---Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (BALK) Balitbang Diklat Kementerian Agama RI sukses menyelenggarakan kegiatan Penguatan Religiosity Index 2024 di Yogyakarta pada 29-31 Januari 2024. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari serangkaian acara sebelumnya yang telah dilaksanakan sejak beberapa tahun lalu. 

 

Dalam sambutannya, Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, Suyitno, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi pengayaan dari pola-pola sebelumnya. Menurutnya, pertemuan ini menjadi kesempatan untuk mendapatkan masukan dari semua peserta guna memberikan catatan dan reviu terhadap kegiatan sebelumnya.

 

"Pendekatan metodologi yang penting, membutuhkan masukan karena kegiatan ini sebagai salah satu program prioritas Gus Men, yang ingin memotret indeks keberagamaan di Indonesia," ujar Suyitno di Yogyakarta, Selasa (30/1/2024).

 

Menurut Suyitno, selama ini penekanan pada kegiatan ini lebih kepada pola pelaporan dan penggalian data dari para pejabat terkait, mengingat struktur organisasi Kemenag ini mencakup dari tingkat pusat hingga kecamatan di daerah. Namun, Suyitno juga menyampaikan kekhawatirannya terkait keberlangsungan hasil yang dapat dipertanyakan jika dilakukan dengan pola instruksi.

 

"Pada 2023, kita melakukan dengan cara yang berbeda, menggabungkan pendekatan yang pertama dilakukan sebagai opsional, kedua langsung survei mengukur keagamaan dan kebangsaan," tambahnya.

 

Suyitno menegaskan tujuan untuk tahun 2024 adalah menciptakan Religiosity Index yang mencerminkan sikap keberagamaan di seluruh provinsi Indonesia, dengan pendekatan kombinasi yang lebih representatif.

 

"Dalam upaya mempercepat pengumpulan data, tahun 2024 akan didorong menggunakan metode survei yang lebih singkat, cepat, dan berbiaya murah," ungkapnya.

 

Kegiatan ini dihadiri 30 peserta berasal dari berbagai organisasi keagamaan, termasuk Muslimat NU, PD Aisyiyah Yogyakarta, Pemuda Muhammadiyah, PGI, KWI, PHDI, Walubi, dan FKUB DIY. Dengan kehadiran para perwakilan ormas keagamaan ini, diharapkan kegiatan ini dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kondisi keberagamaan di Indonesia. (Barjah/bas/sri)

   

 

Penulis: Barjah
Sumber: Barjah
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI