Para Ahli Berikan Insight Mendalam untuk Balitbang Diklat

24 Feb 2024
Para Ahli Berikan Insight Mendalam untuk Balitbang Diklat
Rapat Koordinasi Evaluasi Capaian Anggaran dan Kegiatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (Puslitbang BALK) tahun 2024 di Makassar, Jumat (23/2/2024).

Makassar (Balitbang Diklat)---Balitbang Diklat Kementerian Agama RI kembali mendapatkan insight luar biasa dari para ahli yang sangat peduli dengan tugas dan fungsi yang diemban. Para ahli ini memberikan pandangan yang mendalam mengenai perkembangan program keagamaan dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Capaian Anggaran dan Kegiatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (Puslitbang BALK) tahun 2024 di Makassar.

 

Instruktur nasional Moderasi Beragama, Alissa Wahid, menyoroti pentingnya program Moderasi Beragama (MB) sebagai salah satu program utama. “Kita harus mulai bicara tentang bagaimana memulai gerakan di ruang yang lebih besar. Lembaga keagamaan punya perspektif MB dan punya kapasitas untuk memperkuat MB,” katanya di Makassar, Jumat (23/2/2024).

 

Menurut Alissa, penelitian dibutuhkan agar tahu karakteristik masyarakat yang akan dilakukan pendampingan agar bisa menyusun strategi yang sesuai. Selanjutnya, memastikan bahwa pendekatan kita sesuai dengan kelompok-kelompok strategis ini. Misalnya, di Kemenag untuk pola penguatan MB berbeda-beda dengan melihat siapa karakter yang akan kita targetkan. Harus dipastikan result-nya apa.

 

Staf Ahli Menteri Agama RI Bidang Riset, Hasanuddin Ali, membahas aspek metodologi riset dalam pengembangan indeks-indeks yang ada, termasuk pentingnya digitalisasi survei, kebutuhan representativeness, dan keacakan dalam data yang dihasilkan. Ia juga menyoroti perlunya merevisi indeks KUB serta merumuskan tipologi KUA berdasarkan faktor-faktor baru yang relevan.

 

Di setiap survei apa pun, syaratnya survei itu benar harus memenuhi dua syarat. “Syarat pertama representativeness (keterwakilan), apakah e-survey yang akan kita lakukan memenuhi syarat itu atau tidak? Apakah sampel yang kita tentukan berhasil memotret populasi atau tidak? Semakin banyak sampel semakin mengurangi margin of eror, tapi belum tentu representatif,” ucapnya.

 

Syarat kedua adalah randomness (keacakan) bahwa setiap survei kita harus memastikan semua orang memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Dua syarat ini, kata Hasanuddin Ali, penting dan harus dipenuhi. 

 

Sementara itu, Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Nurudin, mengemukakan tentang arah program strategis Kementerian Agama ke depan. Bagaimana menetapkan arah program strategis Kemenag ke depan termasuk penyusunan Renstra. 

 

Dalam Renstra, ada beberapa variabel yang digunakan, misalnya, Kemenag yang unggul. Unggul ini mencerminkan berbagai hal yang memang dituju berbagai organsasi. Unggul bisa kompetitif bisa komparatif. Setelah unggul mewujudkan masyarakat umat beragama yang saleh, cerdas, dan moderat. 

 

“Ada yang kurang yaitu maslahat. Bermaslahat asal kata sama dengan saleh. Maka, jika mau lebih tepat saleh digeser, bermaslahat dimasukkan tapi saleh menjadi tujuan akhir. Sehingga kita bertemu satu kondisi Kemenag seluruh ruang lingkup masuk di situ, seluruh indikator capaian Kemenag bisa masuk di situ, kita mendekatkan tata kelola organisasi Kementerian sesuai dengan arah orientasi pemerintah,” pungkasnya. (Barjah/bas/sri)

   

 

Penulis: Barjah
Sumber: Barjah
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI