Sebagai Center of Excellent, Masjid Harus Menjadi Tempat Keteduhan Bukan Kegaduhan
Bekasi (Balitbang Diklat)---Dalam upaya meningkatkan kualitas pengelolaan masjid dan memperkuat peran strategisnya dalam masyarakat, Balitbang Diklat Kementerian Agama RI melalui Balai Diklat Keagamaan (BDK) Bandung menyelenggarakan Pelatihan Manajemen Kemasjidan yang diikuti sejumlah pengurus Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM).
Pelatihan ini diadakan secara serentak di sejumlah wilayah kerja BDK Bandung, antara lain, Kota Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Subang. Pelatihan dilaksanakan dari 27 November hingga 2 Desember 2023.
Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama RI Prof. Suyitno dalam arahannya kepada seluruh peserta mengatakan tantangan pengelolaan masjid itu semakin kompleks. Umat kita harus teduh ketika ke masjid, umat itu sedang mencari keteduhan bukan kegaduhan.
“Untuk menjadikan masjid sebagai tempat yang teduh untuk beribadah, harus diurus dan diimami oleh orang-orang yang kompetitif dan memiliki kompetensi,” ujar Suyitno, di Bekasi, Jum’at (1/12/2023).
Menurut Suyitno, masjid harus dijadikan sebagai center of excellent. Kalau orang menyebutnya sekarang yaitu civilitazion atau pusatnya peradaban Islam. Dahulu zaman nabi, masjid dibangun dengan fungsinya yang sangat luas sekali. Meskipun begitu, tidak lepas dari fungsi pendidikan, peradaban harus diimbangi dengan pendidikan.
Masjid, lanjut Suyitno, harus dihuni oleh pemimpin, imam, dan khatib yang jangan sampai kita tidak memberikan referensi yang clear dan komprehensif. “Bapak-bapak yang urusi masjid, pengurus bukan pengacau, berarti bapak semua ini yang atur ekosistemnya. Siapa yang boleh menjadi imam, khatib, bapak ini semuanya yang mengatur dan harus terdepan mengurusi hal ini,” ucapnya.
Dengan semangat yang tinggi dan pengetahuan yang baru didapat, para peserta berharap dapat memberikan kontribusi positif yang lebih besar bagi perkembangan masjid dan masyarakat di sekitar mereka. Pelatihan Manajemen Kemasjidan ini diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan untuk membangun masjid yang lebih baik dan lebih efisien dalam melayani umat.
Para peserta dengan antusias berbagi pengalaman mereka dan mencari solusi terbaik untuk tantangan yang mereka hadapi dalam pengelolaan masjid sehari-hari. Semangat kolaboratif ini diharapkan dapat memperkuat jejaring antar masjid dan mendorong terciptanya praktik terbaik dalam manajemen kemasjidan. (Barjah/bas/sri)